Bandarlampung (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung mengatakan bahwa pengembangan bangunan aman gempa menjadi salah satu solusi untuk memitigasi serta mengantisipasi dampak megatrust di daerah itu.
"Memang kita punya permasalahan di bangunan, karena kerentanan yang luar biasa dapat terjadi bila bangunan di sekitar kita tidak aman gempa. Sebab gempa tidak membunuh, namun yang berisiko membunuh adalah terdampak reruntuhan bangunan saat gempa terjadi," ujar Analis Bencana BPBD Provinsi Lampung Wahyu Hidayat saat dihubungi di Bandarlampung, Kamis.
Ia mengatakan konstruksi rumah aman gempa menjadi solusi untuk mengurangi kerentanan saat terjadi bencana gempa bumi ataupun megatrust.
"Jadi bisa saja rumahnya itu rusak karena gempa, tapi struktur utamanya tidak rusak karena konstruksi yang aman dan tahan akan gempa bumi. Sehingga aman bagi orang yang di dalamnya," katanya.
Menurut dia, dalam pengembangan bangunan aman dan tahan gempa memang membutuhkan biaya yang cukup mahal. Namun, masyarakat dapat memperkuat salah satu bangunan atau salah satu ruangan di rumah agar tahan gempa.
"Sebetulnya kita bisa memperkuat salah satu bangunan, atau ruangan. Bisa saja ruang tamu, ruang makan yang diperkuat, dan saat ini belum banyak masyarakat yang memperhatikan hal tersebut terutama saat pendirian perumahan atau hunian secara mandiri," ucap dia.
Pihaknya akan berupaya untuk meningkatkan edukasi akan bangunan atau rumah aman gempa kepada masyarakat agar meminimalisasi dampak bencana alam gempa bumi ataupun megatrust.
"Kalau gempa terjadi langkah tercepat adalah kita harus menjauh dari bangunan dan lari ke area lapang seperti lapangan. Dan kami akan terus mengedukasi agar tren ke depan itu rumah tidak sekedar bergaya tapi aman dari gempa bumi," tambahnya.
Baca juga: BPBD Lampung minta petani mitigasi curah hujan tinggi cegah puso
Baca juga: BPBD ingatkan penguatan sistem peringatan dini untuk antisipasi megatrust
Baca juga: BPBD Lampung minta masyarakat antisipasi gelombang tinggi di penyeberangan Bakauheni
