Bandarlampung (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) mencatat penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Provinsi Lampung hingga Juni 2025 mencapai 6,8 juta transaksi.
"Memasyarakatkan penggunaan QRIS tentu harus terus dilakukan, dan berdasarkan data terakhir untuk realisasi keseluruhan penggunaan QRIS sampai Juni 2025 itu memiliki volume atau jumlah transaksi mencapai 6,8 juta transaksi," ujar Kepala Perwakilan BI Provinsi Lampung Bimo Epyanto di Bandarlampung, Rabu.
Sedangkan, menurut dia, untuk jumlah pengguna QRIS di Lampung tercatat mencapai 1,3 juta orang.
"Lalu 'merchant' atau pengusaha serta UMKM pengguna QRIS itu jumlahnya mencapai 600 ribu 'merchant'," katanya.
Ia mengharapkan akan terus ada penambahan baik pengguna, volume transaksi, dan merchant QRIS di Provinsi Lampung.
"Tahun ini banyak program yang dilaksanakan untuk meningkatkan penggunaan QRIS, sekaligus memasyarakatkan transaksi non tunai. Namun memang kami membidik melaksanakan kegiatan yang mengundang keramaian. Sehingga masyarakat merasakan pengalaman menggunakan transaksi non tunai secara langsung," ujar dia.
Menurut dia, dalam memasyarakatkan penggunaan transaksi non tunai akan dilakukan pula kegiatan yang berkolaborasi dengan kabupaten dan kota di Provinsi Lampung.
"Kegiatan dilakukan berbeda-beda disesuaikan dengan daerah masing-masing. Sebab dengan penggunaan QRIS serta transaksi non tunai juga selain mempermudah transaksi juga mengurangi beredarnya uang palsu," katanya.
BI Lampung akan terus berupaya agar masyarakat teredukasi penggunaan QRIS ataupun melaksanakan transaksi non tunai dalam setiap kegiatan keseharian, katanya, menjelaskan.
Baca juga: BI Lampung: QRIS 3x3 Siger Slam 2025 perluas transaksi digital
Baca juga: BI Lampung petakan daerah penghasil komoditas unggul untuk dukung hilirisasi
Baca juga: BI sebut pertumbuhan ekonomi Lampung triwulan II-2025 tetap solid
