Berkat KUR BRI kripik pisang Njik Njik dikenal sampai ke pelosok negeri

id lampung, bri, kur bri, lampung selatan, lamsel

Berkat KUR BRI kripik pisang Njik Njik dikenal sampai ke pelosok negeri

Berbagai jenis Keripik Pisang Njik Njik milik Riki Junaidi (46). (ANTARA/HO)

Tiap tahun omzet kita alhamdulillah selalu naik 20 persen, kata Riki Junaidi

Bandarlampung (ANTARA) - Provinsi Lampung merupakan surganya para UMKM keripik pisang dengan berbagai macam rasa juga tersedia, mulai dari rasa coklat, keju, asin, manis, hingga rasa kopi.

Kripik pisang menjadi salah satu oleh-oleh khas Lampung, bahkan sudah terkenal di Indonesia bahkan dunia.

Salah satu UMKM keripik pisang yang ada di Provinsi Lampung yaitu, kripik pisang "Njik Njik" milik Riki Junaidi (46), yang berlokasi di Muara Pilu, Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan.

Usaha yang ditekuni sejak 2015 lalu itu hingga kini tetap eksis dan mampu bersaing dengan kompetitor lainnya.

Riki Junaidi mengatakan, dirinya punya strategi khusus demi bisa bertahan dan merebut pasarnya sendiri.

Ia menjelaskan, produksi kripik pisang Njik Njik ini terdapat beberapa jenis produksi yaitu Pisang Lumer dan Tabur beraneka rasa.

“Lokasi kita dekat dengan Pelabuhan Bakauheni Lampung Selatan, jadi sangat mudah untuk melakukan promosi kepada pengunjung yang datang maupun lewat di Pelabuhan Bakauheni,” katanya.

Kripik Njik Njik, kata dia, sudah tersebar di beberapa toko, mulai dari toko oleh-oleh di Kita Bandarlampung, Merak hingga Lampung Selatan.

Ia menjelaskan, selain dijual di toko dan kios. Kripik pisang Njik Njik ini juga sudah dapat diakses melalui Tokopedia, Shopee, WhatsApp dan Instagram.

“Semua transaksi, pembelian dilakukan secara mandiri dan sendiri,” ungkapnya.

Riki mengatakan, dengan adanya bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI, Riki bisa menambah modal usaha.

“Saya sudah menjadi nasabah BRI sejak lama. Dan saya meminjam KUR BRI untuk memaksimalkan usaha saya ini,” jelasnya

Dengan adanya pinjaman KUR BRI ini, dapat menambah volume produksi, memperluas tempat produksi dan lainnya.

Dari penambahan modal tersebut, Riki mampu memproduksi keripik pisang sekira 600-700 kg per bulan. Dari sana, dia dapat mengantongi omzet hingga Rp30 juta.

“Tiap tahun omzet kita alhamdulillah selalu naik 20 persen,” kata Riki Junaidi.