Ia mengatakan dengan tema bertumbuh dan berkelanjutan, melalui kegiatan Entrepreneur Hub, maka hasil inovasi dan riset dari perguruan tinggi tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan potensi agrikultur dan pertanian di Lampung.
"Lampung ini penghasil pisang dan nanas kaleng terbesar, sebab kuat sekali di bidang pertanian khususnya agrikultur. Tetapi memang kadang masih menjual bahan mentah saja, sehingga perlu dikembangkan model bisnis yang inovatif untuk mengelola ini, serta ini bisa didapatkan dari riset di perguruan tinggi," katanya.
Ia menjelaskan model bisnis yang memanfaatkan inovasi dan teknologi menjadi solusi pengembangan potensi komoditas pertanian di Lampung guna membangun ekonomi baru.
"Kita tidak boleh hanya terpaku membuat produk yang sama karena persaingan usahanya akan semakin berat. Misalkan boleh membuat keripik tetapi harus diperluas ide bisnisnya menjadi industri serta mengkreasikan dengan inovasi yang baru. Kita harus gunakan potensi yang ada untuk diproduksi menjadi produk turunan dan membentuk industri," tambahnya.
Ia mengharapkan pelaksanaan Entrepreneur Hub yang menggali berbagai ide bisnis dan inovasi dapat mendukung perkembangan wirausaha baru serta UMKM yang berkualitas.
"Dengan adanya ini maka UMKM bisa naik kelas, dan tumbuh wirausahawan baru yang memanfaatkan teknologi dan membuat produk dengan inovasi-inovasi baru dari hasil riset perguruan tinggi," ucap dia lagi.
Diketahui dalam kegiatan tersebut yang dilakukan di Institut Teknologi Sumatera (Itera) telah diikuti oleh kurang lebih 600 peserta yang merupakan mahasiswa yang memiliki ketertarikan serta ide bisnis menarik untuk dikembangkan untuk kemudian yang terpilih bisa mendapatkan pendampingan.
Baca juga: Menkop UKM sebut banyak inovasi teknologi Itera yang bisa dibisniskan
Baca juga: Menkop UKM sebut kampus jadi tempat hasilkan wirausahawan baru
Baca juga: Teten: 18,5 juta UMKM sudah masuk ekosistem digital