Jakarta (ANTARA) -
Ia meyakini Gen Z, kalangan yang lahir pada rentang tahun 1997-2012, sudah cukup pintar untuk memilih dan memilah informasi apa yang harus disebarkan dan tidak, sehingga bisa berkontribusi untuk menciptakan pilpres yang kondusif.
"Sebarkan informasi yang positif-positif saja, karena semua ingin menjaga agar pemilu itu damai, dan juga berbeda pendapat tidak harus berantem. Namanya pemilu tidak mungkin semua hanya memilih salah satu calon saja," kata dia dalam program siniar atau podcast dengan ANTARA TV di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Mutiara Baswedan ajak Gen Z gunakan hak suara
Alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) itu juga mengingatkan agar masyarakat maupun Gen Z untuk tidak menjadi bagian dari penyebar informasi bohong atau hoaks terkait salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden, karena itu merupakan tindakan yang salah.
Dia menekankan, setiap orang harus mencari informasi dari sumber terpercaya, tentang program dan arah kebijakan masing-masing calon, sehingga akan mendapatkan informasi yang bisa dipertanggungjawabkan.
"Kalau untuk paslon nomor urut satu bisa cek di fitnahlagi.com, disitu ada klarifikasi atas hoaks-hoaks terhadap abah (Anies)," kata putri dari Fery Farhati itu.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mutiara Baswedan ajak Gen Z wujudkan pilpres damai