Jakarta (ANTARA) - Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo tercatat cukup sering menyebut kata "data", "Minimum Essential Force" (MEF), hingga mengenalkan istilah "viralisme" dalam Debat Ketiga Capres Pemilu 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1).
Sepanjang debat, ANTARA mencatat Ganjar mengucapkan kata “data” sebanyak 10 kali di debat kedua khusus untuk capres itu.
"Data" paling sering ia sebut pada segmen saling bertanya capres satu sama lain, yakni sebanyak tujuh kali.
Sesuai dengan tema debat, yakni pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, geopolitik, dan politik luar negeri, Ganjar juga cukup sering mengatakan kata "pertahanan" sebanyak 10 kali.
Selanjutnya, ada "Minimum Essential Force", kekuatan pokok minimum dalam modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista), disebutkan enam kali; lalu "alutsista" yang dia nilai penting sebagai salah satu bentuk investasi pertahanan Indonesia disebutkan lima kali.
Mantan gubernur Jawa Tengah tersebut juga menyebutkan beberapa kata dan istilah seperti “utang”, “tumpang tindih” dan “anggaran”, masing-masing sebanyak lima kali.
Kemudian, ada juga “polisi” dan “duta besar” (dubes) masing-masing sebanyak empat kali diucapkan di debat yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Hal menarik lainnya dari debat ketiga itu adalah Ganjar juga mengenalkan sejumlah istilah baru di beberapa pernyataannya, antara lain yang cukup mencuri perhatian adalah istilah “viralisme”, “duta besar siber”, hingga “sistem pertahanan 5.0" atau “SAKTI”.
Berikut adalah tabel dari 10 besar kata atau subtema yang paling sering diucapkan Ganjar di debat ketiga:
No. | Kata/subtema | Jumlah |
1. | Data | 10 |
2. | Pertahanan | 10 |
3. | Minimum Essential Force | 6 |
4. | Alutsista | 5 |
5. | Anggaran | 5 |
6. | Tumpang tindih | 5 |
7. | Utang | 5 |
8. | Duta besar/dubes | 4 |
9. | Polisi | 4 |
10. | Duta besar siber | 3 |
Meskipun tidak diucapkan sebanyak “MEF” atau “data”, sejumlah istilah baru ada yang cukup menggelitik warganet.
“Viralisme”, misalnya, yang mengacu pada istilah “viral” atau “populer di dunia maya”, disebut saat berada di tema debat terkait globalisasi budaya Indonesia.
"Maka viralisme sebenarnya bagian yang bisa kita dorong dari Tanah Air sendiri, kalau kita lihat NIKI, Rich Brian, Carina (Joe) seorang intelektual yang hebat sekali, yang menemukan antivirus Astrazeneca, dia diaspora yang hebat, kita promosikan kita viralkan,” kata Ganjar.
Sementara, “duta besar siber”, menurut Ganjar, merupakan salah satu langkah untuk memperkuat pertahanan siber Indonesia.
Lalu, “sistem pertahanan 5.0” atau “SAKTI” merujuk pada program Perkasa dengan Keunggulan Teknologi 5.0 yang diusung Ganjar bersama cawapres Mahfud MD.