Palembang, Sumsel (ANTARA) - PT Hutama Karya menambah peralatan yang dapat membantu pemadaman kebakaran lahan dan hutan (karhutla) serta melakukan pengawasan pada titik rawan api sepanjang pinggir Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
"Salah satu upaya untuk memitigasi kejadian karhutla di sisi jalan tol dengan menambah alat yang dapat membantu pemadaman," kata Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), Sabtu.
Upaya itu antara lain melakukan penambahan mobil tangki air yang dimodifikasi dengan mesin pompa pemadam kebakaran, Alat Pemadam Api Ringan (APAR), posko pemantauan karhutla, pompa portable hingga alat pemukul api atau "gepyok api".
Tambahan peralatan itu untuk memitigasi agar api lebih cepat dikuasai dan dipadamkan saat terjadi karhutla, sehingga pengguna jalan tetap dapat melewati jalan tol dengan jarak pandang aman untuk berkendara.
Menurut dia, imbauan dan sosialisasi kepada masyarakat juga telah dilakukan oleh Hutama Karya melalui spanduk, VMS (Variable Message Sign), public address di gerbang tol maupun rest area serta melakukan penyuluhan ke rumah-rumah warga pemilik kebun sekitar jalan tol.
Selain itu, Hutama Karya juga menggelar pelatihan dan simulasi tanggap darurat bahaya karhutla di Rest Area Km 163 Jalur A, Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (Terpeka) pada Kamis (14/9) dan Rest Area Sementara Km 20, Tol Palembang-Indralaya (Palindra) pada Jumat (29/9).
Pelatihan dipandu instruktur dari Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) dan BPBD kabupaten dan diikuti sebanyak lebih dari 80 personel dari berbagai bidang, di antaranya yakni petugas patroli, medis, operasional, petugas layanan tol, dan petugas lainnya.
“Dalam pelatihan ini, peserta diberikan materi terkait kompetensi dasar penanganan karhutla oleh Damkar, serta praktik dan simulasi langsung di lapangan terkait penanganan karhutla maupun penanganan terjadinya kebakaran kendaraan. Kami berharap dengan adanya pelatihan ini penanganan dapat lebih cepat diatasi oleh petugas di lapangan,” kata Tjahjo.
Dalam periode Januari hingga September ini telah terjadi sekitar 100 kali kejadian karhutla di sekitar wilayah sisi Tol Terbangi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (Terpeka) dan 25 kali kejadian di sisi Tol Palindra, dengan titik rawan di sekitar Km 172+000 hingga Km 185+000 Tol Terpeka dan Km 15+00 & KM 17+400 Tol Palindra.
“Alhamdulillah seluruh kejadian dapat ditangani dengan baik tanpa dampak yang berarti pada operasional jalan tol,” katanya pula.
Setelah dilakukan evaluasi atas karhutla tersebut, ditemukan beberapa kejadian kebakaran diduga bermula dari api kecil seperti pembakaran sampah atau semak, serta api puntung rokok yang membesar akibat dipengaruhi cuaca panas dan angin yang kencang menyebabkan api semakin membesar atau berpindah ke lokasi lain.
“Hutama Karya turut mengajak kepada masyarakat untuk mengikuti imbauan pemerintah daerah terkait pencegahan karhutla, dikarenakan karhutla sangatlah berbahaya serta dapat menyebabkan kerugian negara," katanya pula.
"Pelaku penyebab karhutla juga dapat dikenakan sanksi pidana sesuai peraturan dan perundangan yang berlaku, kami juga mengimbau pengguna jalan untuk mengikuti tata tertib yang berlaku di jalan tol serta setuju bahwa keselamatan adalah nomor satu,” ujarnya lagi.