Buah manggis Lebak Banten diekspor ke mancanegara

id Lebak

Buah manggis Lebak Banten diekspor ke mancanegara

Buah manggis (garcinia mangostana) hasil budi daya petani Kabupaten Lebak, Banten menembus ekspor ke pasar mancanegara melalui jasa perusahaan dari Jakarta.ANTARA/Mansur

Kami memastikan perputaran uang hasil panen manggis bisa mencapai ratusan juta rupiah, katanya H Uju
Lebak (ANTARA) -
Buah manggis (garcinia mangostana) hasil budi daya petani Kabupaten Lebak, Banten menembus pasar ekspor ke mancanegara melalui jasa perusahaan dari Jakarta.
 
"Buah manggis yang diekspor itu hasil panen dari lahan sekitar 40 hektare yang panen dari Agustus sampai September 2023," kata Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan ( KTNA) Cipanas Kabupaten Lebak H Uju pada kegiatan Jambore I Petani, Peternak dan Nelayan di Rangkasbitung, Banten, Sabtu.
 
Selama ini, Kabupaten Lebak sebagai sentra buah manggis terbesar di Provinsi Banten dengan perkebunan milik masyarakat ribuan hektare tersebar di sejumlah kecamatan.
 
Para petani itu kebanyakan mengembangkan perkebunan manggis itu lahan yang berada 1.000 meter di atas permukaan laut.
 
Produksi manggis di wilayah Cipanas sekitar 40 hektare yang dipanen sekitar 60 ton kemudian diekspor ke mancanegara, seperti Arab Saudi, Thailand, Jepang dan Korea Selatan.
 
Buah manggis ekspor itu didistribusikan dalam bentuk utuh, lengkap dengan cangkangnya.
 
"Kami memastikan perputaran uang hasil panen manggis bisa mencapai ratusan juta rupiah," katanya H Uju.
 
Ia mengatakan, buah manggis di wilayah Cipanas hingga kini menjadikan andalan ekonomi masyarakat. Selain pasar ekspor, juga memenuhi pasar domestik, seperti dipasok ke Bogor, Tangerang dan Jakarta.
 
Saat ini, harga manggis di tingkat petani antara Rp25.000 sampai Rp 30.000/kg, namun, mereka menjual ekpsor menembus harga Rp50.000/Kg.
 
Buah manggis Cipanas memiliki keunggulan dan berkualitas, selain rasanya manis sedikit asem dengan warna kulit ungu dengan berat antara 120 sampai 150 gram per buah.
 
"Kami minta ke depan buah manggis bisa dipanen setahun dua kali musim, sehingga pendapatan ekonomi petani meningkat," katanya.Amas (50), seorang petani warga Desa Haur Gajrug Kecamatan Cipanas Kabupaten Lebak mengatakan dirinya panen manggis September 2023 sebanyak 60 pohon dengan menghasilkan pendapatan Rp20 juta. Produksi tanaman manggisnya itu ditampung oleh pengepul untuk dijual ke perusahaan eksportir di Jakarta.

"Kami sudah biasa menjual buah manggis itu ke pengepul dengan harga diborong di atas pohon," katanya..
 
Samsudin (55), seorang pengepul manggis mengaku setiap musim panen memasok manggis ke perusahaan eksportir antara satu atau dua truk.
 
Saat ini, tanaman manggis relatif baik dan tidak terserang berbagai hama dan penyakit sehingga kemungkinan panen tahun ini lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
 
"Kami menampung manggis dari petani Lebak dan dijual ke perusahaan di Jakarta," katanya.
 
Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan selama ini kualitas produksi manggis di daerah ini relatif bagus karena rasanya asam tanpa getah bening dengan warna kulit ungu.
 
Saat ini, produksi manggis yang dikembangkan petani Lebak dipasok ke luar negeri bisa mencapai 150 ton dari berbagai daerah, seperti Kecamatan Cipanas, Sobang, Cibeber dan Lebakgedong melalui eksportir dari Tasikmalaya dan Jakarta. Pemerintah daerah terus meningkatkan kualitas dan produktivitas manggis guna memenuhi permintaan pasar mancanegara.
 
"Saya yakin pengembangan tanaman manggis itu dapat meningkatkan pendapatan ekonomi petani," tambahnya.