Pegiat literasi Lampung hadirkan akses baca pada anak-anak

id Lampung,Bandarlampung,Pemkot Bandarlampung,Literasi

Pegiat literasi Lampung hadirkan akses baca pada anak-anak

Sejumlah anak sedang melakukan aktivitas di Sekolah Rakyat Busa Pustaka. Bandarlampung, Minggu, (4/6/2023). (ANTARA/Dian Hadiyatna)

Bandarlampung (ANTARA) - Salah satu pegiat literasi di Provinsi Lampung, Adi Sarwono menghadirkan sekolah rakyat guna memberikan akses baca kepada masyarakat, khususnya anak-anak yang berada di pinggiran Kota Bandarlampung ataupun daerah pelosok yang ada di provinsi ini.

"Busa Pustaka terbentuk sejak 2017, dimana awalnya ini adalah perpustakaan keliling yang saya lakukan sendirian berkeliling daerah untuk memberikan akses baca kepada anak-anak," kata Mang Adi sapaan akrabnya, di Bandarlampung, Minggu.

Ia mengungkapkan bahwa tergerak sebagai pegiat literasi dikarenakan adanya keresahan terhadap hal-hal negatif yang dilihat dan dirasakannya  di kalangan anak-anak di Provinsi ini khususnya di daerah pelosok.

"Saat itu saya sedang berada di sebuah kampung untuk bekerja, ada segerombolan anak kecil, anak SD, belum SMP sudah menodong, minta duit ke saya, om minta uang katanya, saya tanya buat apa, kemudian saya kasih dan mirisnya mereka membelikan uang tersebut barang-barang negatif," katanya.

Ia mengatakan bahwa beranjak dari hal itu, dirinya memiliki keinginan kuat untuk, merubah hal-hal negatif tadi menjadi positif dengan memberikan akses baca kepada masyarakat khususnya anak-anak.

"Seperti ada dendam saja atas kejadian itu. Ditambah kebetulan saya juga hobi baca dan banyak buku di rumah tapi waktu itu bahan bacaan untuk menarik anak-anak untuk datang ke perpustakaan keliling masih kurang, sehingga ada beberapa aset pribadi yang saya jual guna membeli buku," katanya.

Menurutnya, minat literasi anak-anak Indonesia tidaklah rendah, termasuk Lampung, namun saja memang akses untuk membacanya tidak ada, Busa Pustaka dari 2017 hingga kini tetap berdiri dan berjalan. Bahkan saat ini sudah membentuk tujuh sekolah rakyat yang aktif dengan dengan jumlah kurang lebih 3.000 orang.

"Ya kan ga mungkin anak-anak baca buku untuk kalangan dewasa. Percayalah mereka akan membaca buku dari apa yang anak-anak senangi, maka dari itu di awal menjalankan perpustakaan keliling saya jual mobil dan motor sport untuk membeli berbagai macam buku bacaan untuk anak-anak, akses ini lah yang harusnya dihadirkan juga oleh pemerintah. Untuk sekolah rakyat itu terbentuknya di tahun 2020," kata dia.

Selain itu, lanjut dia, hadirnya Busa Pustaka juga bertujuan mendukung perpustakaan daerah dalam upaya meningkatkan literasi anak.