Erupsi Gunung Anak Krakatau, Pemkab Lampung Selatan imbau warga tetap waspada jangan panik

id lampung, lampung selatan, lamsel, kalianda,gunung anak krakatau

Erupsi Gunung Anak Krakatau, Pemkab Lampung Selatan imbau warga tetap waspada jangan panik

Erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK), Pemkab Lampung Selatan imbau warga tetap waspada dan jangan panik. ANTARA/HO-Pemkab Lamsel

Kami sudah sampaikan kepada masyarakat yang tinggal di sekitar pantai selatan agar meningkatkan waspada erupsi GAK tersebut.

Bandarlampung (ANTARA) - Tim Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan serta Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lampung Selatan melakukan monitoring ke wilayah pesisir Kecamatan Rajabasa, beberapa waktu lalu, meminta warga tetap waspada dan jangan panik terkait erupsi Gunung Anak Krakatau.

Berdasarkan data yang tercatat pada magma.esdm.id, pada Selasa (3/1), erupsi Gunung Anak Krakatau terjadi pada pukul 16.38 WIB dengan ketinggian material yang dimuntahkan mencapai 100 meter dari bibir kawah.

Pada Rabu (4/1), erupsi terjadi dua kali, pertama pukul 14.10 WIB dengan ketinggian material yang dimuntahkan mencapai 100 meter dari bibir kawah, dan kedua kembali erupsi pada pukul 15.09 WIB dengan ketinggian material yang dimuntahkan mencapai 3.000 meter atau 3 km dari bibir kawah, dan pada Kamis (5/1) pukul 00.13 WIB, tinggi kolom letusan teramati 750 meter di atas puncak atau sekitar 907 meter di atas permukaan laut.

Tim yang dipimpin langsung Kepala Dinas Damkar dan Penyelamatan Lampung Selatan M Sefri Masdian didampingi Kepala Bidang Damkar dan Penyelamatan Ruli Fikriyansyah dan beberapa anggota Damkar serta anggota BPBD, menyusuri sepanjang jalan pesisir Kecamatan Rajabasa hingga ke Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau (GAK) di Desa Hargopancuran, Kecamatan Bakauheni.

Sefri Masdian mengungkapkan, aktivitas masyarakat di sekitar lokasi GAK masih berlangsung normal seperti biasanya, sama sekali tidak terlihat kecemasan pascaterjadinya erupsi GAK.

“Kami bersama tim sengaja mengunjungi Pos Pantau GAK di Desa Hargopancuran, Kecamatan Bakauheni guna memastikan kondisi GAK terkini,” ujar Sefri.

“Karena isu di luar GAK cukup mengkhawatirkan, terlebih letusan pada Rabu (4/1) ketinggian material yang dimuntahkan mencapai 3.000 meter atau 3 km dari bibir kawah. Oleh karenanya, kami ke sini (Pos Pantau GAK, Red) guna memastikan kondisi aman. Ternyata aktivitas masyarakat berjalan normal seperti biasa,” kata Sefri lebih lanjut.

Di lokasi Pos Pantau GAK pukul 21.15 WIB, pada layar monitor, aktivitas GAK hanya mengeluarkan asap putih. Namun, Kepala Pos Pantau GAK Andi Suwardi menjelaskan jika hal itu merupakan aktivitas biasa dalam keseharian GAK.

“Itu fenomena biasa dalam kesehariannya. Tak perlu dikhawatirkan. Waspada itu harus, tapi jangan panik. Silakan masyarakat beraktivitas seperti biasa. Tidak ada hal yang perlu dicemaskan pascaerupsinya GAK. Jangan termakan isu  hoaks. Jika ada hal-hal yang perlu diketahui, silakan hubungi kami. Kami selalu siaga 1×24 jam,” kata Andi.

“Intinya mah, kondisi aman. Meski status GAK pada level 3 (siaga), masyarakat tidak perlu cemas. Silakan beraktivitas seperti biasa,” kata Andi menegaskan pula.

Namun, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lampung Selatan Anasrullah tetap mengimbau kepada masyarakat agar lebih meningkatkan kewaspadaan erupsi Gunung Anak Krakatau.

Terutama, lanjutnya, masyarakat yang berada di perairan Selat Sunda dan kawasan pesisir Kabupaten Lampung Selatan, khususnya di Kecamatan Katibung, Sidomulyo, Kaliada, Rajabasa, dan Bakauheni.

“Kami sudah sampaikan kepada masyarakat yang tinggal di sekitar pantai selatan agar meningkatkan waspada erupsi GAK tersebut. Kami meminta agar masyarakat lebih hati-hati, jangan mendengarkan isu-isu hoaks yang tidak benar dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Jangan cemas dan panik,” ujar Anasrullah.

“Kami juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membuat kabar dan percaya begitu saya terhadap informasi yang tidak jelas  sumbernya yang justru akan menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat.
Baca juga: Erupsi Gunung Anak Krakatau munculkan kolom abu setinggi 750 meter
Baca juga: Kegempaan Gunung Anak Krakatau terjadi 3 kali