China setujui uji klinis vaksin mRNA untuk "booster"

id vaksin mRNA,vaksin booster China,vaksin China

China setujui uji klinis vaksin mRNA untuk "booster"

Arsip- Vaksin penyakit virus corona (COVID-19) mRNA (ANTARA/REUTERS/HO-Emory University/aa.)

Uji klinis vaksin penguat  mRNA tersebut menyasar pada orang 18 tahun ke atas yang sudah mendapatkan vaksin inaktif dosis lengkap
Beijing (ANTARA) - Otoritas China menyetujui uji klinis kemanjuran dan keamanan vaksin mRNA untuk suntikan penguat atau "booster" yang dikembangkan di dalam negeri.

Uji klinis vaksin penguat  mRNA tersebut menyasar pada orang 18 tahun ke atas yang sudah mendapatkan vaksin inaktif dosis lengkap, demikian Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi China (MST), Rabu (10/11).

Vaksin yang diberi nama ARCoVax itu dikembangkan oleh Akademi Ilmu Kedokteran Militer, Suzhou Abogen, dan Yunnan Walvax Biotechnology.

Juru bicara Walvax Zhang Li kepada media di China, Kamis, mengatakan uji klinis tahap ketiga ARCoVax dilakukan di Daerah Otonomi Guangxi dan beberapa negara, termasuk Meksiko dan Indonesia.

Persetujuan otoritas China atas vaksin tersebut memicu kenaikan harga saham Walvax sebesar 13 persen pada perdagangan Rabu sore.

Vaksin mRNA tidak menggunakan virus atau kuman yang dilemahkan atau dimatikan seperti Sinovac atau Sinopharm, melainkan komponen materi genetik yang direkayasa agar menyerupai kuman atau virus tertentu. Dengan demikian, vaksin tersebut dapat memicu reaksi kekebalan tubuh layaknya virus dan kuman yang dilemahkan pada vaksin biasa.

Suzhou Abogen selaku mitra kerja Walvax mengumumkan pabriknya di Kota Suzhou, Provinsi Jiangsu, juga telah mengantongi izin operasi.

Pabrik tersebut mampu memproduksi 40 juta dosis per tahun.

Vaksin mRNA yang dikembangkan Pfizer dan BioNTech juga telah mengantongi izin dari otoritas China. Keduanya merupakan mitra Fosun Pharma di Shanghai.

Namun media-media di China melaporkan bahwa ARCoVax lebih aman dibandingkan dengan vaksin sejenis yang dikembangkan Pfizer-BioNTech karena penentuan sasaran antigen vaksin lebih tepat.

Biaya penyimpanannya, sebut media China, juga lebih rendah karena hanya membutuhkan suhu udara 4 derajat Celcius di ruang penyimpanan.