Pakar tegaskan CEO kunci keberhasilan transformasi kultur digital era disrupsi
Kalau bukan orang nomor satu, biasanya tidak mudah atau panjang sekali. Tidak bisa jalan (transformasi)
Jakarta (ANTARA) - Pandemi COVID-19 memaksa hampir semua dunia usaha melakukan transformasi digital seiring pembatasan mobilitas fisik maupun transformasi kultur untuk beradaptasi dengan perubahan di era disrupsi, di mana peranan pimpinan atau chief executive officer (CEO) menjadi kunci keberhasilan dalam transformasi tersebut.
"Transformasi kultural itu hanya bisa dilakukan apabila orang nomor satu di organisasi (perusahaan) itu menghendaki adanya cultural transformation dan memimpin sendiri transformasi itu," kata pakar kepemimpinan yang juga mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan pada webinar, di Jakarta, Jumat.
Pada webinar "Championing HR Roles through Transformation & Digitization Strategy in the Challenging Era," yang diselenggarakan SWA Group itu, Jonan yang juga pernah menjadi Dirut PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengungkapkan pengalamannya melakukan transformasi kultur maupun digital di BUMN tersebut.
"Kalau bukan orang nomor satu, biasanya tidak mudah atau panjang sekali. Tidak bisa jalan (transformasi)," kata mantan Menteri Perhubungan itu pula.
Bahkan, ketika menggunakan konsultan sekali pun, kata dia, peran pemimpin tetap sangat penting untuk eksekusi. "Mereka (konsultan) hanya bisa menasihati, ngasih tips dan saran, tidak bisa mengubah apa-apa," katanya.
“A true leader doesn’t create separation, a true leader bring people together,” ujar Jonan mengungkap salah satu tips transformasi kultur perusahaan.
Dalam transformasi tersebut yang tidak kalah penting adalah peran pengelola sumber daya manusia (SDM) atau human resources (HR), yang menurut pakar dan praktisi HR Josef Bataona perlu mengimbangi perubahan strategi dan transformasi bisnis perusahaan yang begitu cepat di era pandemi ini.
"Buka mata, telinga, dan hati untuk mendengarkan suara karyawan secara internal, karena mereka itu tumpuan kita selama pandemi dan merekalah yang akan kita ajak berlari setelah pandemi berlalu," kata Josef.
Ketua Lembaga Management Fakultas Ekonomi dan Bisnis (LMFEB) Universitas Indonesia (UI) Willem A Makaliwe yang digandeng SWA Group pada HR Excellence Award 2021 mengatakan tantangan peserta HR Excellence Award 2021 pada saat pandemi menjadi ganda.
"Mereka tidak hanya bertarung melawan disrupsi digital serta isu keselamatan dan kehidupan karyawan dari dampak COVID-19, tapi juga keberlanjutan bisnis perusahaan itu sendiri menurun karena kondisi perekonomian nasional juga merosot," katanya.
Dari para peserta, kata dia, terungkap sekali pun tantangan bertambah besar, kesempatan meningkatkan kapasitas serta kapabilitas SDM justru kian menemukan momentumnya di tengah pandemi.
Group Chief Editor SWA Kemal Effendi Gani mengatakan ada dua hal menonjol terkait isu tersebut. Pertama, pola kerja work from home (WFH) dan work from anywhere (WFA) membuat metode e-Learning dalam menggembleng talenta kian mendapatkan momentum.
"E-learning yang semula sering parsial karena lebih banyak orang yang belajar langsung melalui ruang-ruang kelas, kini semakin menjadi kultur pada banyak perusahaan dan ditengarai menjadi pilihan utama pada tahun-tahun mendatang,” ujarnya.
Kedua, lanjutnya, yang juga makin mendapatkan momentum adalah digital recruitment. "Kini, kanal untuk merekrut karyawan secara digital lebih mendapat tempat daripada masa sebelumnya," kata Kemal yang juga Ketua Forum Pemred itu.
Dari sesi presentasi para finalis HR Excellence 2021 juga terungkap, kata dia, bahwa yang menjadi game changer adalah komitmen para leader, terutama sang pemilik, dalam menjadikan praktik HR di perusahaannya berjalan di koridor yang baik dan penuh dukungan.
"Inilah yang menjadi faktor pembeda antara mereka yang telah dengan sadar memeluk perubahan jauh sebelumnya dan mereka yang merasa terbebani ketika menyiapkan infrastruktur untuk mendukung manajemen HR yang memadai," katanya.
Ajang HR Excellence Award 2021 diikuti 35 perusahaan yang terbagi dalam lima sektor bisnis, yakni keuangan-bank, perdagangan dan jasa, keuangan nonbank, telekomunikasi dan media, serta sektor manufaktur. Para peserta diseleksi oleh tim juri yang kompeten di bidang HR pada 22-23 Juni 2021.
Baca juga: Menkominfo ingatkan soal tranformasi digital untuk pejabat baru
Baca juga: Pemprov Banten dorong UMKM lakukan tranformasi ke ekonomi digital
"Transformasi kultural itu hanya bisa dilakukan apabila orang nomor satu di organisasi (perusahaan) itu menghendaki adanya cultural transformation dan memimpin sendiri transformasi itu," kata pakar kepemimpinan yang juga mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan pada webinar, di Jakarta, Jumat.
Pada webinar "Championing HR Roles through Transformation & Digitization Strategy in the Challenging Era," yang diselenggarakan SWA Group itu, Jonan yang juga pernah menjadi Dirut PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengungkapkan pengalamannya melakukan transformasi kultur maupun digital di BUMN tersebut.
"Kalau bukan orang nomor satu, biasanya tidak mudah atau panjang sekali. Tidak bisa jalan (transformasi)," kata mantan Menteri Perhubungan itu pula.
Bahkan, ketika menggunakan konsultan sekali pun, kata dia, peran pemimpin tetap sangat penting untuk eksekusi. "Mereka (konsultan) hanya bisa menasihati, ngasih tips dan saran, tidak bisa mengubah apa-apa," katanya.
“A true leader doesn’t create separation, a true leader bring people together,” ujar Jonan mengungkap salah satu tips transformasi kultur perusahaan.
Dalam transformasi tersebut yang tidak kalah penting adalah peran pengelola sumber daya manusia (SDM) atau human resources (HR), yang menurut pakar dan praktisi HR Josef Bataona perlu mengimbangi perubahan strategi dan transformasi bisnis perusahaan yang begitu cepat di era pandemi ini.
"Buka mata, telinga, dan hati untuk mendengarkan suara karyawan secara internal, karena mereka itu tumpuan kita selama pandemi dan merekalah yang akan kita ajak berlari setelah pandemi berlalu," kata Josef.
Ketua Lembaga Management Fakultas Ekonomi dan Bisnis (LMFEB) Universitas Indonesia (UI) Willem A Makaliwe yang digandeng SWA Group pada HR Excellence Award 2021 mengatakan tantangan peserta HR Excellence Award 2021 pada saat pandemi menjadi ganda.
"Mereka tidak hanya bertarung melawan disrupsi digital serta isu keselamatan dan kehidupan karyawan dari dampak COVID-19, tapi juga keberlanjutan bisnis perusahaan itu sendiri menurun karena kondisi perekonomian nasional juga merosot," katanya.
Dari para peserta, kata dia, terungkap sekali pun tantangan bertambah besar, kesempatan meningkatkan kapasitas serta kapabilitas SDM justru kian menemukan momentumnya di tengah pandemi.
Group Chief Editor SWA Kemal Effendi Gani mengatakan ada dua hal menonjol terkait isu tersebut. Pertama, pola kerja work from home (WFH) dan work from anywhere (WFA) membuat metode e-Learning dalam menggembleng talenta kian mendapatkan momentum.
"E-learning yang semula sering parsial karena lebih banyak orang yang belajar langsung melalui ruang-ruang kelas, kini semakin menjadi kultur pada banyak perusahaan dan ditengarai menjadi pilihan utama pada tahun-tahun mendatang,” ujarnya.
Kedua, lanjutnya, yang juga makin mendapatkan momentum adalah digital recruitment. "Kini, kanal untuk merekrut karyawan secara digital lebih mendapat tempat daripada masa sebelumnya," kata Kemal yang juga Ketua Forum Pemred itu.
Dari sesi presentasi para finalis HR Excellence 2021 juga terungkap, kata dia, bahwa yang menjadi game changer adalah komitmen para leader, terutama sang pemilik, dalam menjadikan praktik HR di perusahaannya berjalan di koridor yang baik dan penuh dukungan.
"Inilah yang menjadi faktor pembeda antara mereka yang telah dengan sadar memeluk perubahan jauh sebelumnya dan mereka yang merasa terbebani ketika menyiapkan infrastruktur untuk mendukung manajemen HR yang memadai," katanya.
Ajang HR Excellence Award 2021 diikuti 35 perusahaan yang terbagi dalam lima sektor bisnis, yakni keuangan-bank, perdagangan dan jasa, keuangan nonbank, telekomunikasi dan media, serta sektor manufaktur. Para peserta diseleksi oleh tim juri yang kompeten di bidang HR pada 22-23 Juni 2021.
Baca juga: Menkominfo ingatkan soal tranformasi digital untuk pejabat baru
Baca juga: Pemprov Banten dorong UMKM lakukan tranformasi ke ekonomi digital