Bandarlampung (ANTARA) - Penjual kuliner rumahan ayam geprek memilih untuk sementara tidak membuka usahanya mengingat harga cabai caplak mengalami kenaikan tinggi.
"Gak usah jualan dulu lah, karena enggak ketemu untungnya," kata Nurjanah, di lapak sayuran Pasar Waykandis, Kamis pagi.
Mendengar harga cabai caplak naik saat akan membeli, dirinya merasa sangat kaget. Karena, sebelumnya ia membeli cabai caplak tersebut dengan harga Rp80 ribu sampai Rp85 ribu per kilogram.
"Kaget aja kayaknya baru kemarin beli, tau-tau sudah naik. Mana naiknya besar lagi," kata dia.
Berbeda dengan Wati, pembeli yang juga berada di satu kios sayuran yang sama berinisiatif mencampur cabai caplak dengan cabai merah yang akan dijadikan sambal untuk keperluannya berdagang.
Menurut dia, jika ingin murni sambal menggunakan cabai caplak keuntungannya saat berjualan tidak ketemu, bahkan sangat tipis.
"Sebenarnya tidak masalah dicampur, cuma tidak pedas aja. Tapi kalau saya pakai cabe caplak murni, aduh bisa gak ketemu. Apalagi jaman sekarang kayak gini, kita jual serba murah untuk bertahan hidup," katanya.