Kulon Progo (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan pembenahan destinasi wisata Gunung Kuniran yang berada di Kecamatan Kokap sebelum diujicoba dibuka untuk umum pada masa normal baru karena masih banyak infrastruktur yang belum tersedia dalam rangka mendukung penerapan protokol kesehatan bidang pariwisata.
Asisten II Bidang Perekonomian dan SDA Setda Kulon Progo Bambang Tri Budi di Kulon Progo, Minggu, mengatakan berdasarkan masukan dari berbagai pihak, masih banyak infrastruktur yang harus ditambah seperti tempat cuci tangan dan pembatas pengunjung.
"Tentu masukan dari semua pihak akan segera ditindaklanjuti. Kami minta Dinas Pariwisata dan kelompok pengelola wisata Gunung Kuniran segera menindaklanjuti sebelum dibuka untuk umum," kata Bambang.
Baca juga: "Mandalika Rebound" diharapkan mampu memulihkan pariwisata NTB
Ia mengatakan pengembangan wisata yang akan buka di masa normal baru ada beberapa tahapan yang harus dipenuhi, yaitu simulasi, rekomendasi, evaluasi, sehingga aktivitas ekonomi harus bergerak namun tidak meninggalkan protokol kesehatan. Bambang juga memberi masukan untuk pintu keluar masuk agar dipisahkan walaupun area wisata tersebut area ekstrim, maka untuk dipikirkan lagi.
Area cuci tangan sangat terbatas, pembatasan aplikasi segera direleasasikan untuk "barcode" pengunjung, sehingga pengunjung tinggal "scan barcode" saja dan perlu tambahan spanduk-spanduk mengenai protokol kesehatan.
"Kekompakan dan kegotongroyongan dari paguyuban Gunung Kuniran sangat bagus untuk mengembangkan wisata di Gunung Kuniran walaupun banyak catatan," katanya.
Baca juga: Pembangunan sarana hunian tunjang pemulihan sektor pariwisata di Manado-Likupang
Wakapolres Kulon Progo Kompol Sudarmawan memberikan masukan kepada paguyuban Gunung Kuniran untuk menghadapi masa normal baru. Menurutnya di area beli tiket sudah bagus pelayanannya, namun berharap besok akan nada pembelian tiket secara daring agar mengurangi bersentuhan, perlu adanya batas mengenai tiket masuk agar tidak terjadinya antrian panjang agar menghindari kerumunan. Lalu yang kedua perlu adanya penegasan dari paguyuban mengenai pengunjung yang menggunakan masker, yang ketiga tanda-tanda perlu di perbaikan seperti desinfektan, dan yang lainnya.
Wakil Bupati Kulon Progo Fajar Gegana menyatakan pembukaan destinasi wisata harus adanya antisipasi adanya COVID-19, seperti kurangnya tempat cuci tangan, tempat sampah, dan ruang isolasi untuk pengunjung apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Perlu diperhatikan bahwa adanya maksimal pengujung ke tempat wisata yaitu 70 persen tidak boleh lebih, perlu adanya batasan jalur bagi pengunjng yang akan naik turun agar tidak bertemu dan menimbulkan keramaian.
"Hal terpenting adalah penerapan protokol kesehatan bidang pariwisata secara ketat supaya tidak menjadi penyebab klaster penyebaran COVID-19," katanya.
Baca juga: PLN restorasi hutan mangrove guna dukung KEK pariwisata Likupang