Malaysia kerahkan pasukan militer tegakkan pembatasan terkait Virus Corona

id malaysia,virus corona,indonesia,wisma atlet,corona malaysia

Malaysia kerahkan pasukan militer tegakkan pembatasan terkait Virus Corona

Tentara berjaga di jalanan Kuala Lumpur saat wabah COVID-19 merebak di Malaysia, Minggu (22/3/2020). Angkatan Tentara Malaysia ditugaskan membantu Kepolisian Kerajaan Malaysia dalam menegakkan "lockdown" dalam meredam penularan wabah COVID-19. ANTARA FOTO/REUTERS/Lim Huey Teng/pras.

Meskipun polisi mengatakan kepatuhan sekarang 90 persen, 10 persen bukanlah jumlah yang kecil
Kuala Lumpur (ANTARA) - Malaysia, pada Minggu, mengerahkan pasukan militer untuk menegakkan pembatasan selama dua minggu di negara yang memiliki jumlah kasus Virus Corona tertinggi di Asia Tenggara---kebanyakan dari kasus itu terkait dengan tablig akbar yang diadakan akhir bulan lalu.

Virus Corona tipe baru sejauh ini telah menginfeksi lebih dari 3.460 orang di seluruh Asia Tenggara, dengan 86 kematian, lebih dari setengahnya di negara terpadat di kawasan ini yakni Indonesia.

Setelah Malaysia memberlakukan pembatasan perjalanan yang ketat pada Rabu (18/3) di tengah meningkatnya kasus, Singapura dan Vietnam mengumumkan larangan orang asing memasuki negara tersebut, dengan kasus yang dibawa dari luar meningkat.

Militer bergabung dengan polisi yang menghadang jalan-jalan dan melakukan patroli di Malaysia untuk memastikan kepatuhan penuh dengan beberapa pembatasan pergerakan paling ketat di wilayah tersebut.

"Meskipun polisi mengatakan kepatuhan sekarang 90 persen, 10 persen bukanlah jumlah yang kecil," kata Menteri Pertahanan Ismail Sabri Yaakob.

Sekitar 63 persen dari 1.306 kasus Malaysia terkait dengan tablig akbar yang berlangsung 27 Februari-1 Maret lalu di sebuah masjid di dekat ibu kota Kuala Lumpur, yang dihadiri oleh orang-orang dari belasan negara.
Baca juga: Seorang dokter di Malaysia meninggal karena COVID-19 pada Minggu

Kementerian kesehatan mengatakan 11.000 dari sekitar 14.500 peserta Malaysia telah ditemukan dan 6.700 telah diuji, tetapi mereka berusaha melacak sisanya.

"Kita perlu menemukan mereka, kita perlu mengujinya, kita perlu mengisolasinya dan kita perlu mengobatinya," Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Noor Hisham Abdullah mengatakan pada sebuah taklimat.

Orang yang membawa infeksi mungkin berasal dari luar negeri, kata dia. Sekitar 1.500 peserta berasal dari luar negeri.

Jumlah kasus telah meningkat tajam di Asia Tenggara bulan ini. Indonesia mengumumkan 10 kematian tambahan, sehingga jumlah totalnya menjadi 48. Di Filipina, jumlah kematian meningkat enam menjadi 25.


Rumah Sakit Darurat

Dengan antisipasi yang luas dari lonjakan kasus, Indonesia telah mengubah Wisma Atlet yang dibangun untuk Asian Games 2018 menjadi rumah sakit darurat dengan kapasitas untuk menampung lebih dari 4.000 pasien.

Tingkat pengujian di Indonesia jauh di bawah tingkat negara tetangga, yang menyebabkan kecurigaan bahwa kasusnya jauh lebih banyak daripada yang dilaporkan.

Hingga Jumat, Indonesia telah menguji 1.898 orang atau sekitar tujuh tes per satu juta orang. Singapura mengatakan telah melakukan tes pada 25.000 orang pada Jumat---sekitar 4.500 tes per juta orang.

Singapura mengatakan tidak akan mengizinkan pengunjung jangka pendek untuk transit atau memasuki negara itu. Vietnam juga melarang masuknya semua orang asing mulai Minggu, kecuali untuk kasus-kasus khusus.
Baca juga: Delapan orang meninggal di Malaysia akibat COVID-19

Dalam ukuran lain, Vietnam menutup makam pemimpin revolusioner dan presiden Ho Chi Minh.

Dengan kasus-kasus di Thailand melonjak sebanyak 188---yang paling banyak dalam satu hari---pihak berwenang mendesak para pekerja untuk tidak pergi dari Bangkok ke kota asal mereka setelah pembatasan lebih lanjut diumumkan pada akhir pekan tentang bisnis dan pusat perbelanjaan.

Orang-orang memadati satu stasiun bus untuk meninggalkan kota.

Banyak kasus di Thailand telah dikaitkan dengan stadion tinju dan tempat hiburan, yang sekarang telah diperintahkan untuk ditutup.

"Sebagian besar kasus baru ditemukan di Bangkok dan di antara orang-orang muda yang terus melakukan kegiatan sosial, yang dapat menyebabkan lebih banyak infeksi," Taweesin Wisanuyothin, juru bicara Kementerian Kesehatan Masyarakat, mengatakan pada konferensi pers.

Sumber: Reuters