Pertumbuhan ekonomi Lampung di atas nasional

id plt asbid ekbang, pempov lampung,taufik hidayat, ekonomi lampung,di atas nasional

Pertumbuhan ekonomi Lampung di atas nasional

Pelaksana Tugas Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Lampung, Taufik Hidayat (Foto: Antaralampung.com/ist))

Saat ini pertumbuhan ekonomi Lampung menempati posisi ketiga terbesar di Sumatera, kata Taufik
Bandarlampung (Antaranews Lampung) - Pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung yang digerakkan oleh tiga lapangan usaha utama dalam beberapa tahun terakhir masih berada di atas rata-rata nasional.

"Saat ini pertumbuhan ekonomi Lampung menempati posisi ketiga terbesar di Sumatera," kata Pelaksana Tugas Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Lampung, Taufik Hidayat, di Bandarlampung, Jumat.

Ia menyebutkan, perekonomian Lampung digerakkan oleh tiga lapangan usaha utama yaitu pertanian 30,4 persen, Industri pengolahan 18,91 persen, serta perdagangan dan reparasi kendaraan 11,42 persen.

Selain itu, lanjutnya, Lampung merupakan pengasil ubi kayu nomor satu Indonesia, penghasil pisang nomor dua Indonesia, penghasil jagung nomor satu Sumatera dan ketiga nasional.

Kemudian, penghasil padi nomor tiga di Sumatera dan ketujuh secara nasional.

Taufik menjelaskan Lampung memiliki kebijakan pembangunan yang terbagi atas tiga klaster prioritas pembangunan Lampung.

Ketiganya, yaitu kawasan barat sebagai kawasan pariwisata, kawasan tengah sebagai mandatori penyangga ketahanan pangan nasional, dan kawasan timur sebagai kawasan industri.

Terkait pembangunan Provinsi Lampung dalam perspektif regional Sumatera, Taufik Hidayat menjelaskan pertumbuhan ekonomi di Sumatera relatif masih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi di Jawa.

Karena itu, lanjutnya, Pemerintah Pusat ingin mendistribusikan pembangunan secara merata di Indonesia.

Rata-rata peran Sumatera terhadap nasional sejak tahun 2011 hingga 2017 sebesar 24 persen.

Ia menambahkan, kontribusinya antara lain dari sektor pertanian dan perikanan sebesar 22,2 persen, sektor industri pengolahan sebesar 19,6 persen, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 16,3 persen.

Kemudian, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 11,8 persen.