Perusahaan Tapioka Diminta Naikkan Harga Beli Singkong

id Bupati Lampung Tengah Surati Presiden, Mustafa Surati Presiden Soal Singkong, Harga Singkong Anjlok, Petani Singkong Lampung

Perusahaan Tapioka Diminta Naikkan Harga Beli Singkong

Bupati Lampung Tengah Mustafa (kiri) mengecek harga singkong di perusahaan tapioka setempat. (FOTO: ANTARA Lampung/Ist)

Lampung Tengah (ANTARA Lampung) - Bupati Lampung Tengah Mustafa mengingatkan perusahaan tapioka yang belum menaikkan harga singkong sesuai kesepakatan sebelumnya, untuk segera menaikkan harga pembelian singkong sebagai upaya mengatasi harga singkong yang anjlok.

Bupati setempat Mustafa, di Lampung Tengah, Minggu, menegaskan bahwa pihaknya tak hanya membuat kesepakatan dengan empat perusahan tapioka itu, tapi ia juga 'mewarning' perusahaan-perusahaan yang belum menaikkan harga singkong itu.

Perusahaan tapioka di Lampung Tengah, baru empat perusahaan yang bersedia menaikkan harga singkong dari Rp560 per kg menjadi Rp700 per kg. Empat perusahaan tersebut, yakni PT Aroma Mega Sari, PT Budi Makmur Perkasa, PT Budi Subur Tanindo, dan PT Alu Aksara Pratama.

Mustafa akan menyurati perusahaan untuk menaikkan harga. "Saya apresiasi sekali dengan perusahaan yang telah menaikkan harga singkong itu. Langkah ini saya harap diikuti perusahaan tapioka lainnya. Saya akan surati perusahaan-perusahaan yang belum menaikkan harga singkong," kata Mustafa.

Dia menegaskan, perusahaan-perusahaan yang tidak patuh akan dievaluasi. Sebaliknya, perusahaan yang kooperatif akan mendapatkan dukungan dari pemkab setempat.

Ia menyatakan siap membantu perusahaan yang mempunyai visi membangun kesejahteraan masyarakat.

Mustafa mengajak kalangan pengusaha untuk tidak hanya fokus membesarkan perusahaan, tetapi juga bisa memberdayakan masyarakat di lingkungan sekitarnya.

"Pengusaha harus memiliki kepedulian. Jika perusahaan masih ingin cari untung di Lampung Tengah, saya minta perusahaan bantu petani. Perusahaan harus peduli, jangan hanya mau cari untung saja. Perusahaan jangan pura-pura tidak tahu dengan jeritan petani. Saya juga berharap harga bisa terus naik hingga angka ideal," katanya lagi.

Ia juga meminta agar perusahaan memprioritaskan hasil produksi petani Lampung Tengah dibandingkan daerah lain. Hasil panen petani lokal, kata dia, harus diakomodir terlebih dulu. Perusahaan juga diminta untuk memiliki kepedulian besar terhadap petani lokal.

"Saat ini kenaikan harga singkong hanya berlaku di empat penjuru wilayah di lingkungan keempat perusahaan. Saya berharap kenaikan harga singkong bisa berlaku di seluruh wilayah di Lampung Tengah. Jika petani sejahtera, saya percaya Lampung Tengah akan maju," kata Mustafa pula.

Upaya untuk mengatasi anjlok harga singkong, Msutafa juga menyatakan akan mengupyakan dapat mengembangkan varietas jenis tanaman lainnya untuk dibudidayakan oleh petani setempat, seperti tebu, bawang merah, cabai, gaplek, dan varietas lainnya. Pengembangan varietas tanaman itu diharapkan bisa menjaga stabilitas harga komoditas pertanian.

Mustafa mencontohkan, harga gaplek per kg di tingkat peternak besar Rp3.000/kg, dengan asumsi 2 kg singkong basah dapat menghasikan 1 kg gaplek kering. "Hal ini bisa menjadi satu terobosan bagi petani agar harga per kg singkong basah bisa di atas Rp1.250 bersih jika kita bisa minta peternak besar mengambil gaplek di Lampung. menurut informasih, hanya pemasok besar bisa menyuplai gaplek tersebut, petani dan pengusaha kecil tidak bisa," katanya pula.

Guna menjaga stabilitas harga pertanian, Mustafa telah menggandeng Bank Indonesia membangun kerja sama pengembangan klaster bawang merah padaempat kecamatan di Lampung Tengah. Varietas tanaman ini diyakini mampu mengantisipasi kelebihan produksi komoditas tertentu yang berimbas pada anjloknya harga.

"Harus ada inovasi dan strategi baru untuk mencegah inflasi komoditas pertanian. Kami akan mengembangkan alternatif tanaman agar tidak ada kelebihan produksi, one village one cluster, sehingga stabilitas harga pertanian dapat dijaga," kata dia menegaskan.