Lampung Barat (ANTARA Lampung) - Budayawan Udo Z Karzi berpendapat Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung berpotensi besar dalam mengembangkan budaya literasi, mengingat geliat dan sejarah literasi yang terjadi di daerah tersebut.
"Sejarah literasi di Lampung Barat sangat meyakinkan untuk membangun Gerakan Lambar Membaca dan Menulis," ucap Udo dalam Diskusi Membaca dan Menulis Generasi Muda dalam rangkaian Festival Bahasa dan Sastra IX diselenggarakan OSIS SMAN-1 Liwa, Minggu (30/10).
Menurut Tenaga Ahli Pemprov Lampung Bidang Kebudayaan itu, keindahan alam Lambar, termasuk Danau Ranau dan Krui, menarik perhatian pujangga Sutan Takdir Alisjahbana untuk menggambarkannya dalam romannya yang sangat terkenal "Layar Terkembang" (1936). Sastrawan lain juga menulis tentang Lambar.
Bahkan, kata dia lagi, seperti ditulis dalam buku "100 Tokoh Lampung", penulis buku fikih Islam pertama di negeri ini berasal dari Liwa, Lampung Barat yaitu Sulaiman Rasyid (1899-1976).
Ada juga pujangga Lampung Barat Ahmad Syafei gelar Sutan Ratu Pekulun (kelahiran Kenali) yang menulis syair "Kukuk Kedok 1933" (Gempa Bumi Besar 1933).
Penulis asal Lambar juga terus lahir, seperti M Harya Ramdhoni yang menulis novel "Perempuan Penunggang Harimau", Udo Z Karzi yang meraih Hadiah Sastra Rancage 2008 dengan buku puisi "Mak Dawah Mak Dibingi", dan Fitri Yani yang meraih Hadiah Sastra Rancage 2014 dengan buku puisinya "Suluh".
Menurut Udo, sangat wajar Lambar mencanangkan gerakan membaca dan menulis. "Gerakan ini boleh dibilang sebagai upaya meneruskan tradisi literasi yang memang sudah berkembang sejak lama di Lambar," ujarnya lagi.
Sebelumnya, Sekretaris Dinas Pendidikan Lambar Bernaria Sonata menyatakan, kemampuan membaca dan menulis siswa di Lambar perlu ditingkatkan. "Dengan membaca dan menulis, siswa dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan dunia yang semakin modern dan global," ujarnya.
Kepala SMAN 1 Liwa Eva Oktarina mengatakan, Festival Bahasa dan Sastra SMAN 1 Liwa sudah diselenggarakan untuk yang kesembilan kalinya.
"Kami sudah memprogramkan kegiatan ini sebagai kegiatan tahunan karena sangat positif bagi peningkatan kreativitas dan kemampuan literasi siswa," kata Eva.
Kali ini, kata dia, diskusi ini dikaitkan dengan penguatan budi pekerti, karena budaya literasi erat kaitannya dengan pembentukan karakter. "Dari bacaan dan tulisan, siswa dapat memetik nilai-nilai budaya positif seperti nilai-nilai kebenaran, kejujuran, demokrasi, dan sebagainya," katanya lagi.(Ant)
Budayawan: Lampung Barat Berpotensi Mengembangkan Literasi
...Sejarah literasi di Lampung Barat sangat meyakinkan untuk membangun Gerakan Lambar Membaca dan Menulis, Kata Udo...