MUI: Terbitkan Kalender Islam Global

id kalnder global, din samsudin jogja

MUI: Terbitkan Kalender Islam Global

Ketua MUI Din Syamsudin (Foto Antara/ Victorianus Sat Pranyoto) close

...Kami harapkan pemerintah dapat mengapresiasi keinginan umat Islam ini, sehingga dapat segera menerbitkan kalender Islam yang bersifat global...
Yogyakarta (ANTARA Lampung) - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Din Syamsudin mengatakan wacana perlu ada kalender Islam yang bersifat global mendesak untuk segera diterbitkan guna menyamakan persepsi sejumlah organisasi kemasyarakatan Islam dalam menentukan awal Ramadhan maupun 1 Syawal.

"Kami harapkan pemerintah dapat mengapresiasi keinginan umat Islam ini, sehingga dapat segera menerbitkan kalender Islam yang bersifat global," kata Din Syamsudin seusai menjadi khatib Shalat Id di Alun-alun Utara Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, kontroversi dalam menetapkan awal Ramadhan dan 1 Syawal yang masih terus terjadi di antara organisasi kemasyarakatan Islam di Indonesia dan dunia dari tahun ke tahun ini, perlu segera diakhiri.

"Salah satunya adalah dengan menerbitkan kalender Islam yang bersifat global dan dapat diterima semua pihak. Kami terus mendorong pemerintah, dan mengusulkan pembuatan kalender Islam yang bersifat global," katanya.

Ia mengatakan penentuan titik nol dalam kalender Islam dapat dimulai dari Mekkah sebagai pusat peradaban Islam di dunia.

"Perbedaan penentuan tanggal Islam, baik 1 Ramadhan maupun 1 Syawal, sangat berdampak di masyarakat, baik secara ekonomi maupun sosial," katanya.

Din mengatakan meski penerbitan kalender Islam secara global tersebut bukan perkara mudah, namun hal itu dirasa perlu untuk menjadi pemikiran bersama, serta usaha yang keras dari masing-masing organisasi Islam.

"Dengan adanya acuan resmi kelender Islam ini, maka ke depan tidak akan ada lagi kontroversi dalam menentukan 1 Ramadhan maupun 1 Syawal," katanya.

Dalam kesempatan tersebut Din juga mengingatkan umat Islam saat ini dituntut untuk menampilkan kehidupan yang maju dan dinamis, bukan kehidupan yang pasif dan stagnan.

"Umat Islam dituntut berorientasi pada kualitas dan dinamika kehidupan, baik secara individu maupun kolektif, dimana semua lini harus dapat bergerak maju merebut mutu," katanya.

Menurut dia, Hari Raya Idul Fitri merupakan momen bagi umat Islam untuk bangkit menampilkan wawasan Islam berkemajuan, sejaligus menjadi pilar terwujudnya Indonesia berkemajuan, dengan mengaktualisasi watak-watak Tauhidi yang merdeka. (Ant)