Bandarlampung (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Peternakan (DKP3) Kota Metro, Lampung membentuk tim reaksi cepat (TRC) untuk mengantisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) di daerahnya.

"Kita sudah berkoordinasi dengan Departemen Pertanian dan Peternakan sekitar Mei lalu, berkaitan dengan pencegahan dan penularan PMK ini. Dan pada tanggal 11 Mei lalu kita bentuk TRC dalam rangka pengendalian penyakit itu," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Peternakan Kota Metro, Heri Wiratno, di Metro, Rabu.

Ia mengatakan, nantinya tim reaksi cepat ini akan memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya peternak sapi di kota setempat tentang penyakit mulut dan kuku.

"Selain itu kita juga melakukan pembatasan lalulintas ternak dan pengawasan di rumah potong hewan (RPH). Serta sampai sekarang masih melakukan sosialisasi ke seluruh kecamatan dan kelompok-kelompok ternak," ucapnya.

Dia melanjutkan, pihaknya juga memberikan sosialisasi kepada penyembelih hewan dan para penjual hewan ternak serta pedagang daging.

"Kemudian sosialisasi ke penyembelih hewan dan penjual sapi akan terus dilakukan, untuk daging yang beredar di pasaran semua aman. Apabila lalu lintas ternak kita jalankan dengan baik," tambahnya.

Pihaknya juga mengimbau para peternak untuk waspada terhadap gejala PMK tersebut, mengingat penyakit ini menyerang hewan ternak baik ruminansia maupun non ruminansia.

"Penyakit ini menyerang ternak seperti kerbau, sapi, kambing, domba, dan juga babi," imbuhnya.

Ia menjelaskan, virus yang menyerang ternak tersebut biasanya melakukan inkubasi di dalam tubuh hewan ternak selama 1-14 hari. Dengan gejala penyakit ini ditandai dengan ternak yang tidak mau makan serta muncul leksi di bagian mulut dan kuku.

"Biasanya itu ada leksi atau kita biasa bilang luka melepuh seperti sariawan di dalam rongga mulut, di lidah, di gusi, di bibir kemudian di kuku. Makanya disebut mulut dan kuku, itu ciri yang bisa kita lihat di situ," jelasnya.

Sementara itu salah satu peternak sapi di Kota Metro, Kuswahyudi mengatakan sudah mendapat informasi terkait PMK ini. Sebagai antisipasi, pihaknya rutin membersihkan kandang sapi setiap hari serta menambahkan pakan ternak bergizi tinggi.

"Mudah-mudahan penyakit ini tidak sampai di Metro. Memang kita rutin beri konsentrat karena untuk penggemukan. Tapi dengan adanya penyakit ini kita lebihkan sedikit supaya ternak lebih sehat lagi dan daya tahan tubuhnya lebih tinggi. Kebetulan kita juga tidak menerima sapi di luar, kita modelnya perkawinan," paparnya.

Ia berharap, hewan ternak di Metro tidak sampai tertular penyakit ini sehingga peternak tidak merugi mengingat sebentar lagi akan memasuki Idul Adha.

"Harapan kita itu, jangan sampai masuk sini. Ya nanti bisa saja karena itu harga jadi pengaruh," ujarnya.


Pewarta : Hendra Kurniawan
Editor : Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2024