Singaraja (ANTARA) - Kawasan Danau Tamblingan di wilayah Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali, akan dirancang menjadi destinasi wisata spiritual sehingga tidak sama dengan konsep penataan Danau Buyan yang lokasinya berdekatan.
"Untuk desain penataan Danau Buyan sudah ada. Nanti yang di Danau Tamblingan kita akan desain lagi," ujar Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana setelah bertemu Konsultan Perencana, PT. Kencana Adi Karma di Kantor Bupati Buleleng, Kamis.
Bupati Suradnyana menjelaskan gambar untuk penataan Danau Buyan telah selesai dibuat oleh pihak konsultan perencana. Gambar tersebut sudah disosialisasikan oleh konsultan perencana dari PT. Kencana Adi Karma. Setelah gambar perencanaan selesai, langkah selanjutnya yang diambil adalah melihat status tanah di sekitar Danau Buyan tersebut.
Baca juga: Kemenparekraf menerapkan Program BISA di Gianyar Bali
"Biar semua beres dan tidak ada permasalahan di kemudian hari," katanya.
Untuk Danau Tamblingan, sesuai permintaan dari pengrajeg (pemimpin) Catur Desa atau empat desa sekitar Danau Tamblingan, akan dijadikan wisata spiritual. Desainnya juga akan dibuat untuk mengikuti permintaan tersebut. Hal tersebut diakomodasi, mengingat daerah di sekitar Danau Tamblingan merupakan daerah yang disakralkan.
"Kita akan rancang Danau Tamblingan yang berbeda dengan Danau Buyan. Danau Buyan sebagai mass tourism, sedangkan Danau Tamblingan khusus sebagai wisata spiritual," ucap Agus Suradnyana.
Baca juga: Desa di Gianyar Bali tarik wisatawan Jepang dengan tur wisata virtual
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng, Putu Adiptha Eka Putra, mengungkapkan Dana Buyan akan dirancang menjadi pariwisata yang premium. Pariwisata bersifat massal akan dirancang di sana. Selama ini, peruntukan Danau Buyan masih belum jelas.
"Kedepan, jika tertata dengan baik, akan mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat, desa, desa adat dan Pemkab Buleleng sendiri. Sebagai perbanding di Danau Berata, Kabupaten Tabanan. Kita akan seperti itu, namun dengan konsep yang berbeda. Jadi, tidak ada kesamaan dan bisa bersaing," katanya.
Penataan di Danau Tamblingan akan dipantau oleh Pihak Dinas PUTR. Kesucian dan kesakralannya dijaga, termasuk alamnya. Namun, bisa memberikan kontribusi yang berarti kepada masyarakat dan juga tentunya pemerintah daerah. "Kita tetap jaga dan kawal apa yang menjadi permintaan Catur Desa," kata Adiptha Eka Putra.
Baca juga: Kemenparekraf bikin terobosan, promosikan program "We Love Bali" saat pandemi
Baca juga: Setelah pariwisata Bali dibuka, wisatawan domestik mulai kunjungi wisata bahari
"Untuk desain penataan Danau Buyan sudah ada. Nanti yang di Danau Tamblingan kita akan desain lagi," ujar Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana setelah bertemu Konsultan Perencana, PT. Kencana Adi Karma di Kantor Bupati Buleleng, Kamis.
Bupati Suradnyana menjelaskan gambar untuk penataan Danau Buyan telah selesai dibuat oleh pihak konsultan perencana. Gambar tersebut sudah disosialisasikan oleh konsultan perencana dari PT. Kencana Adi Karma. Setelah gambar perencanaan selesai, langkah selanjutnya yang diambil adalah melihat status tanah di sekitar Danau Buyan tersebut.
Baca juga: Kemenparekraf menerapkan Program BISA di Gianyar Bali
"Biar semua beres dan tidak ada permasalahan di kemudian hari," katanya.
Untuk Danau Tamblingan, sesuai permintaan dari pengrajeg (pemimpin) Catur Desa atau empat desa sekitar Danau Tamblingan, akan dijadikan wisata spiritual. Desainnya juga akan dibuat untuk mengikuti permintaan tersebut. Hal tersebut diakomodasi, mengingat daerah di sekitar Danau Tamblingan merupakan daerah yang disakralkan.
"Kita akan rancang Danau Tamblingan yang berbeda dengan Danau Buyan. Danau Buyan sebagai mass tourism, sedangkan Danau Tamblingan khusus sebagai wisata spiritual," ucap Agus Suradnyana.
Baca juga: Desa di Gianyar Bali tarik wisatawan Jepang dengan tur wisata virtual
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng, Putu Adiptha Eka Putra, mengungkapkan Dana Buyan akan dirancang menjadi pariwisata yang premium. Pariwisata bersifat massal akan dirancang di sana. Selama ini, peruntukan Danau Buyan masih belum jelas.
"Kedepan, jika tertata dengan baik, akan mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat, desa, desa adat dan Pemkab Buleleng sendiri. Sebagai perbanding di Danau Berata, Kabupaten Tabanan. Kita akan seperti itu, namun dengan konsep yang berbeda. Jadi, tidak ada kesamaan dan bisa bersaing," katanya.
Penataan di Danau Tamblingan akan dipantau oleh Pihak Dinas PUTR. Kesucian dan kesakralannya dijaga, termasuk alamnya. Namun, bisa memberikan kontribusi yang berarti kepada masyarakat dan juga tentunya pemerintah daerah. "Kita tetap jaga dan kawal apa yang menjadi permintaan Catur Desa," kata Adiptha Eka Putra.
Baca juga: Kemenparekraf bikin terobosan, promosikan program "We Love Bali" saat pandemi
Baca juga: Setelah pariwisata Bali dibuka, wisatawan domestik mulai kunjungi wisata bahari