Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menerapkan Program BISA (Bersih, Indah, Sehat, dan Aman) dan Bimbingan Teknis (Bimtek) SDM Ekonomi Kreatif Fotografi bagi pelaku pariwisata di Gianyar, Bali.
Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf Wisnu Bawa Tarunajaya, Senin, mengatakan upaya tersebut dilakukan sebagai upaya meningkatkan citra positif Gianyar, Bali, sebagai daya tarik wisata di masa transisi normal baru.
“Program BISA dan bimtek semakin memperkuat posisi Gianyar. Kualitas SDM dan kesiapan destinasi menyambut wisatawan di masa transisi normal baru terus dinaikkan. Mereka juga sekarang bisa melakukan branding dengan konten-konten yang semakin bagus,” ungkap Wisnu.
Program BISA dan Bimtek SDM Ekonomi Kreatif Fotografi digelar pada Senin (31/8) di Tegallalang, Gianyar, Bali, dengan peserta sekitar 100 pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif terdampak COVID-19.
Baca juga: Di Sumbar telah terbentuk 30 objek wisata adaptif COVID-19
Program BISA juga diharapkan menjadi jaminan suatu destinasi wisata selalu aman dari potensi penyebaran COVID-19.
“Kami terus mengingatkan kualitas destinasi terkait protokol kesehatan. Baik pengelola destinasi, masyarakat, hingga wisatawan yang berkunjung harus mematuhi protokol kesehatan ini. Minimal mereka memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun,” kata Wisnu.
Sejumlah dukungan dalam Program BISA oleh Kemenparekraf di antaranya penyediaan Wastafel Portable Anti COVID-19 dan peralatan kebersihan.
Rangkaian pembukaan Program BISA pun diakhiri dengan aksi bersih-bersih destinasi yakni di kawasan Gunung Kawi, Sebatu, Tegallalang. Destinasi ini menganut sistem Tri Mandala, bagian Pura Gunung Kawi terdiri dari Jaba Pura, Jaba Tengah, dan Jeroan.
“Program BISA menjadi bagian dari padat karya. Untuk itu, kami mengajak peserta untuk membersihkan destinasi wisata. Kegiatan ini untuk semakin menaikkan kesadaran semua akan pentingnya kebersihan lingkungan. Kalau destinasi bersih otomatis akan indah, sehat, dan aman,” kata Direktur Pengembangan SDM Ekonomi Kreatif Muh Ricky Fauziyani.
Baca juga: Pengelolaan wisata Hiu Paus diminta berkelas dan berlanjut
Kemenparekraf/Baparekraf juga menggelar Bimtek SDM Ekonomi Kreatif Fotografi yang menghadirkan narasumber yaitu, Fotografer Profesional Bersertifikat Denny Herliyanso.
Sejumlah materi yang diberikan yakni pengetahuan dasar fotografi dengan memakai smartphone dan untuk menghasilkan karya foto yang menarik, beragam tips diberikan dan peserta diajak mengerti fokus terhadap obyek.
Mereka juga dituntut tampil beda baik teknik, sudut foto, dan momentumnya sekaligus juga pemahaman foto bercerita. Lebih lanjut, para peserta juga diajak memahami beragam peralatan yang digunakannya.
“Konten branding menjadi kebutuhan yang sangat vital. Bukan hanya harus bagus, tapi foto harus bisa merepresentasikan dan bercerita sebuah obyek secara menyeluruh. Dengan begitu, wisatawan bisa langsung tergerak untuk datang ke destinasi. Hal seperti inilah yang diperlukan,” kata Ricky.
Kadispar Gianyar Anak Agung Gde Putrawan mengatakan destinasi wisata Gianyar akan mengoptimalkan konsep marketing secara digital.
"Pemasaran menjadi titik sentral sebuah destinasi. Kini pemasaran memakai konsep digital sehingga lebih efektif dan cepat. Untuk itu, penyesuaian harus dilakukan. Model pemasaran dengan bantuan pamflet sudah mulai ditinggalkan. Sekarang fokusnya ke digital, apalagi banyak orang sekarang punya smartphone," kata Anak Agung.
Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf Wisnu Bawa Tarunajaya, Senin, mengatakan upaya tersebut dilakukan sebagai upaya meningkatkan citra positif Gianyar, Bali, sebagai daya tarik wisata di masa transisi normal baru.
“Program BISA dan bimtek semakin memperkuat posisi Gianyar. Kualitas SDM dan kesiapan destinasi menyambut wisatawan di masa transisi normal baru terus dinaikkan. Mereka juga sekarang bisa melakukan branding dengan konten-konten yang semakin bagus,” ungkap Wisnu.
Program BISA dan Bimtek SDM Ekonomi Kreatif Fotografi digelar pada Senin (31/8) di Tegallalang, Gianyar, Bali, dengan peserta sekitar 100 pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif terdampak COVID-19.
Baca juga: Di Sumbar telah terbentuk 30 objek wisata adaptif COVID-19
Program BISA juga diharapkan menjadi jaminan suatu destinasi wisata selalu aman dari potensi penyebaran COVID-19.
“Kami terus mengingatkan kualitas destinasi terkait protokol kesehatan. Baik pengelola destinasi, masyarakat, hingga wisatawan yang berkunjung harus mematuhi protokol kesehatan ini. Minimal mereka memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun,” kata Wisnu.
Sejumlah dukungan dalam Program BISA oleh Kemenparekraf di antaranya penyediaan Wastafel Portable Anti COVID-19 dan peralatan kebersihan.
Rangkaian pembukaan Program BISA pun diakhiri dengan aksi bersih-bersih destinasi yakni di kawasan Gunung Kawi, Sebatu, Tegallalang. Destinasi ini menganut sistem Tri Mandala, bagian Pura Gunung Kawi terdiri dari Jaba Pura, Jaba Tengah, dan Jeroan.
“Program BISA menjadi bagian dari padat karya. Untuk itu, kami mengajak peserta untuk membersihkan destinasi wisata. Kegiatan ini untuk semakin menaikkan kesadaran semua akan pentingnya kebersihan lingkungan. Kalau destinasi bersih otomatis akan indah, sehat, dan aman,” kata Direktur Pengembangan SDM Ekonomi Kreatif Muh Ricky Fauziyani.
Baca juga: Pengelolaan wisata Hiu Paus diminta berkelas dan berlanjut
Kemenparekraf/Baparekraf juga menggelar Bimtek SDM Ekonomi Kreatif Fotografi yang menghadirkan narasumber yaitu, Fotografer Profesional Bersertifikat Denny Herliyanso.
Sejumlah materi yang diberikan yakni pengetahuan dasar fotografi dengan memakai smartphone dan untuk menghasilkan karya foto yang menarik, beragam tips diberikan dan peserta diajak mengerti fokus terhadap obyek.
Mereka juga dituntut tampil beda baik teknik, sudut foto, dan momentumnya sekaligus juga pemahaman foto bercerita. Lebih lanjut, para peserta juga diajak memahami beragam peralatan yang digunakannya.
“Konten branding menjadi kebutuhan yang sangat vital. Bukan hanya harus bagus, tapi foto harus bisa merepresentasikan dan bercerita sebuah obyek secara menyeluruh. Dengan begitu, wisatawan bisa langsung tergerak untuk datang ke destinasi. Hal seperti inilah yang diperlukan,” kata Ricky.
Kadispar Gianyar Anak Agung Gde Putrawan mengatakan destinasi wisata Gianyar akan mengoptimalkan konsep marketing secara digital.
"Pemasaran menjadi titik sentral sebuah destinasi. Kini pemasaran memakai konsep digital sehingga lebih efektif dan cepat. Untuk itu, penyesuaian harus dilakukan. Model pemasaran dengan bantuan pamflet sudah mulai ditinggalkan. Sekarang fokusnya ke digital, apalagi banyak orang sekarang punya smartphone," kata Anak Agung.