Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan terus mengembangkan pariwisata digital (digital tourism) untuk menarik minat wisatawan, termasuk mancanegara, berlibur ke Indonesia.
"Untuk pengembangan pasar, akan dilakukan pengembangan digital tourism dalam menarik minat wisman dengan cara menyesuaikan minat dan profil target wisatawan dengan produk dan destinasi yang ingin dipasarkan," kata Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Baca juga: BI Gorontalo gandeng Coolturnesia edukasi dan promosi wisata era digital di Olele
Angela menuturkan efektivitas promosi juga akan ditingkatkan di masing-masing negara tujuan dengan mengadakan Familirization Trip oleh para influencer media sosial.
Selanjutnya, kerja sama dimungkinkan dengan platform-platform traveler online yang sudah memiliki pangsa pasar besar.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenparekraf Rizki Handayani menjelaskan strategi digital tourism dengan menggunakan big data dilakukan untuk melihat karakter wisatawan berdasarkan kriteria pencariannya tentang pariwisata Indonesia.
"Dari big data, kita bisa tahu berapa orang yang beli tiket ke Indonesia, apakah individual atau corporate. Belinya di mana, travel agent atau online, itu semua bisa dilihat," katanya.
Baca juga: Layanan Palapa Ring tingkatkan promosi wisata digital Kabupaten Biak Numfor
Oleh karena itu, menurut Kiki, sapaan akrabnya, penting bagi pemerintah untuk bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan perjalanan online karena dapat merumuskan kebijakan atas analisa data yang diperoleh. Termasuk menggiatkan promosi pariwisata di negara tujuan sesuai dengan minat wisatawan potensial.
"Perusahaan travel online itu kan mereka mencatat datanya, misalnya berapa banyak orang Amerika yang mencari Indonesia di Google, berapa banyak yang mencari pantai di Indonesia dan lainnya. Itu yang kita akan manfaatkan, big data itu," tuturnya.
"Untuk pengembangan pasar, akan dilakukan pengembangan digital tourism dalam menarik minat wisman dengan cara menyesuaikan minat dan profil target wisatawan dengan produk dan destinasi yang ingin dipasarkan," kata Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Baca juga: BI Gorontalo gandeng Coolturnesia edukasi dan promosi wisata era digital di Olele
Angela menuturkan efektivitas promosi juga akan ditingkatkan di masing-masing negara tujuan dengan mengadakan Familirization Trip oleh para influencer media sosial.
Selanjutnya, kerja sama dimungkinkan dengan platform-platform traveler online yang sudah memiliki pangsa pasar besar.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenparekraf Rizki Handayani menjelaskan strategi digital tourism dengan menggunakan big data dilakukan untuk melihat karakter wisatawan berdasarkan kriteria pencariannya tentang pariwisata Indonesia.
"Dari big data, kita bisa tahu berapa orang yang beli tiket ke Indonesia, apakah individual atau corporate. Belinya di mana, travel agent atau online, itu semua bisa dilihat," katanya.
Baca juga: Layanan Palapa Ring tingkatkan promosi wisata digital Kabupaten Biak Numfor
Oleh karena itu, menurut Kiki, sapaan akrabnya, penting bagi pemerintah untuk bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan perjalanan online karena dapat merumuskan kebijakan atas analisa data yang diperoleh. Termasuk menggiatkan promosi pariwisata di negara tujuan sesuai dengan minat wisatawan potensial.
"Perusahaan travel online itu kan mereka mencatat datanya, misalnya berapa banyak orang Amerika yang mencari Indonesia di Google, berapa banyak yang mencari pantai di Indonesia dan lainnya. Itu yang kita akan manfaatkan, big data itu," tuturnya.