Metro, Lampung (ANTARA) - Pemerintah Kota Metro di Provinsi Lampung berupaya melakukan percepatan pencapaian target universal akses bidang sanitasi, sehingga dalam waktu dekat siap mendeklarasikan sebagai kota yang mampu menuntaskan persoalan sanitasi buruk melalui pendekatan lima pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
Sebagai kota yang telah mencapai angka akses sanitasi 99,56 persen, Pemerintah Kota Metro berkomitmen menuntaskannya 100 persen pada bulan Juni 2019 ini.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Kesehatan Kota Metro Silfia Naharan di Metro, Selasa, menyampaikan hingga saat ini Dinas Kesehatan Kota Metro terus memotivasi, monitoring dan verifikasi berjenjang dari tingkat kelurahan, kecamatan, kota untuk lima pilar STBM bersama dengan para pihak terkait.
"Motivasi itu dilakukan untuk mendorong perubahan perilaku higienis dan saniter bagi individu atau masyarakat, dengan lima pilar STBM, didukung seluruh masyarakat, seluruh organisasi perangkat daerah dan dibantu juga dari Yayasan Konservasi Way Seputih ( YKWS) dan SNV, Kota Metro sebagai kota lima pilar STBM akan terwujud," ujar Silfia.
Direktur Eksekutif YKWS Febrilia Ekawati pada rapat bersama di Pemkot Metro, Senin (22/4), menyampaikan bahwa poin penting dalam mewujudkan universal akses sanitasi adalah komitmen dari pemerintah daerah maupun seluruh masyarakat.
"Tahun 2017 Kabupaten Pringsewu telah dideklarasikan sebagai kabupaten Open Defecation Free atau ODF secara akses, disusul ODF dari Kabupaten Way Kanan pada bulan Maret lalu, semua berawal dari komitmen pimpinan daerah dan didukung oleh seluruh para pihak, " ujarnya.
Lebih lanjut dikatakannya paling penting adalah menjaga eksistensi untuk terus ODF, agar warga tidak kembali berperilaku buang air besar sembarang (BABS), penanganan Post ODF sangat penting, monitor dan evaluasi harus terus dilakukan setiap bulan, buat gerakan bersama, seperti di Pringsewu ada Satgas ODF, di Way Kanan ada Densus 8485, dan semoga di Kota Metro ada inovasi gerakan juga untuk mempertahankan sebagai kota ODF atau kota STBM.
Febri juga menambahkan untuk menjaga eksistensi prilaku hidup sehat, perlu juga dibuat regulasi baik dari tingkat kota hingga kelurahan yang mengatur tentang perilaku hidup sehat dan saniter melalui penerapan lima pilar STBM.
Wali Kota Metro H Ahmad Pairin dalam pernyataan di depan rombongan Tim Voice for Change Program pada bulan Januari lalu menegaskan bahwa Kota Metro siap menjadi kota Open Defecation Free (ODF) dengan predikat 100 persen warga memiliki sarana sanitasi sehat, bukan lagi akses.
Berdasarkan komitmen Wali Kota tersebut, hingga saat ini seluruh para pihak di Kota Metro terus berupaya menuntaskan persoalan sanitasi buruk, melalui pendekatan lima pilar STBM.
Dalam rangka mewujudkan komitmen Wali Kota Metro tersebut, Pemkot Metro didukung NGO Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS) dan SNV yang tergabung dalam Tim Voice for Change Program menyelenggarakan rapat koordinasi percepatan pencapaian target universal akses bidang sanitasi yang digelar di ruang rapat Sekretariat Kota Metro, Senin (22/4). Rapat dipimpin oleh Sekretaris Kota Metro Nasir AT.
Dalam paparannya, Nasir menyampaikan di Kota Metro masih ada 445 rumah tangga yang tersebar di 22 kelurahan masih berperilaku BABS atau belum memiliki sarana sanitasi yang aman dan sehat. Melalui instruksi wali kota, segera dilakukan gerakan serentak untuk Metro ODF, melalui penyadaran dan penyediaan sarana sanitasi sehat yang didukung dari alokasi dana kelurahan, sebagai stimulan penyediaan sarana sanitasi sehat.
"Kami akan segera selesaikan dalam waktu dekat, bagi rumah tangga yang belum ODF, lurah, camat harus siap, dan terus berupaya untuk menuntaskan, budget dan regulasi juga kami siapkan, Metro siap deklarasi ODF pertengahan tahun ini," ujar Nasir pula.
Sebagai kota yang telah mencapai angka akses sanitasi 99,56 persen, Pemerintah Kota Metro berkomitmen menuntaskannya 100 persen pada bulan Juni 2019 ini.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Kesehatan Kota Metro Silfia Naharan di Metro, Selasa, menyampaikan hingga saat ini Dinas Kesehatan Kota Metro terus memotivasi, monitoring dan verifikasi berjenjang dari tingkat kelurahan, kecamatan, kota untuk lima pilar STBM bersama dengan para pihak terkait.
"Motivasi itu dilakukan untuk mendorong perubahan perilaku higienis dan saniter bagi individu atau masyarakat, dengan lima pilar STBM, didukung seluruh masyarakat, seluruh organisasi perangkat daerah dan dibantu juga dari Yayasan Konservasi Way Seputih ( YKWS) dan SNV, Kota Metro sebagai kota lima pilar STBM akan terwujud," ujar Silfia.
Direktur Eksekutif YKWS Febrilia Ekawati pada rapat bersama di Pemkot Metro, Senin (22/4), menyampaikan bahwa poin penting dalam mewujudkan universal akses sanitasi adalah komitmen dari pemerintah daerah maupun seluruh masyarakat.
"Tahun 2017 Kabupaten Pringsewu telah dideklarasikan sebagai kabupaten Open Defecation Free atau ODF secara akses, disusul ODF dari Kabupaten Way Kanan pada bulan Maret lalu, semua berawal dari komitmen pimpinan daerah dan didukung oleh seluruh para pihak, " ujarnya.
Lebih lanjut dikatakannya paling penting adalah menjaga eksistensi untuk terus ODF, agar warga tidak kembali berperilaku buang air besar sembarang (BABS), penanganan Post ODF sangat penting, monitor dan evaluasi harus terus dilakukan setiap bulan, buat gerakan bersama, seperti di Pringsewu ada Satgas ODF, di Way Kanan ada Densus 8485, dan semoga di Kota Metro ada inovasi gerakan juga untuk mempertahankan sebagai kota ODF atau kota STBM.
Febri juga menambahkan untuk menjaga eksistensi prilaku hidup sehat, perlu juga dibuat regulasi baik dari tingkat kota hingga kelurahan yang mengatur tentang perilaku hidup sehat dan saniter melalui penerapan lima pilar STBM.
Wali Kota Metro H Ahmad Pairin dalam pernyataan di depan rombongan Tim Voice for Change Program pada bulan Januari lalu menegaskan bahwa Kota Metro siap menjadi kota Open Defecation Free (ODF) dengan predikat 100 persen warga memiliki sarana sanitasi sehat, bukan lagi akses.
Berdasarkan komitmen Wali Kota tersebut, hingga saat ini seluruh para pihak di Kota Metro terus berupaya menuntaskan persoalan sanitasi buruk, melalui pendekatan lima pilar STBM.
Dalam rangka mewujudkan komitmen Wali Kota Metro tersebut, Pemkot Metro didukung NGO Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS) dan SNV yang tergabung dalam Tim Voice for Change Program menyelenggarakan rapat koordinasi percepatan pencapaian target universal akses bidang sanitasi yang digelar di ruang rapat Sekretariat Kota Metro, Senin (22/4). Rapat dipimpin oleh Sekretaris Kota Metro Nasir AT.
Dalam paparannya, Nasir menyampaikan di Kota Metro masih ada 445 rumah tangga yang tersebar di 22 kelurahan masih berperilaku BABS atau belum memiliki sarana sanitasi yang aman dan sehat. Melalui instruksi wali kota, segera dilakukan gerakan serentak untuk Metro ODF, melalui penyadaran dan penyediaan sarana sanitasi sehat yang didukung dari alokasi dana kelurahan, sebagai stimulan penyediaan sarana sanitasi sehat.
"Kami akan segera selesaikan dalam waktu dekat, bagi rumah tangga yang belum ODF, lurah, camat harus siap, dan terus berupaya untuk menuntaskan, budget dan regulasi juga kami siapkan, Metro siap deklarasi ODF pertengahan tahun ini," ujar Nasir pula.