Jakarta (ANTARA LAMPUNG) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan literasi menjadi tolak ukur kemajuan bangsa dan mendapatkan perhatian dunia internasional.
"Tinggi rendahnya literasi suatu bangsa sangat berpengaruh pada kemajuan bangsa," ujar Muhadjir dalam acara literasi di Jakarta, Jumat.
Laporan Pembangunan Dunia yang terbaru menyebutkan kemampuan membaca masih tertinggal 45 tahun dibandingkan negara maju. Meski demikian, lanjut dia, tidak perlu membesarkan penilaian orang lain.
"Jangan sampai kita merasa menjadi bangsa yang rendah. Kita bangsa yang besar, bangsa pemenang bukan bangsa pecundang," kata dia.
Muhadjir meminta agar bangsa sendiri tidak menjelekkan bangsa sendiri. Namun, penilaian itu harus menjadi penyemangat agar pencapaian literasi semakin meningkat. Indonesia memiliki potensi yang besar, dari penduduknya yang banyak, luas wilayah dan juga sumber daya laamnya.
"Kita ini bangsa yang besar dan suatu saat akan menjadi bangsa yang maju. Yang penting bagaimana gerakan literasi ini menjadi kendaraan untuk mencapai negara maju," jelas dia.
Mendikbud membandingkan dengan negara tetangga yang sudah maju, namun jumlah penduduknya sedikit. Bandingkan dengan Indonesia yang memiliki lebih dari 17.000 pulau.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Didik Suhardi mengatakan pihaknya memberikan perhatian serius pada peningkatan literasi di daerah tertinggal.
(ANTARA)
"Kami memberikan perhatian pada literasi di perbatasan. Pak Jokowi sendiri sudah menyatakan untuk gratis pengiriman buku ke daerah tertinggal pada hari tertentu," tutur Didik.
Pihak Kemdikbud sendiri juga menyatakan memberikan bantuan buku pada daerah-daerah perbatasan, terpencil dan tertinggal.
"Tinggi rendahnya literasi suatu bangsa sangat berpengaruh pada kemajuan bangsa," ujar Muhadjir dalam acara literasi di Jakarta, Jumat.
Laporan Pembangunan Dunia yang terbaru menyebutkan kemampuan membaca masih tertinggal 45 tahun dibandingkan negara maju. Meski demikian, lanjut dia, tidak perlu membesarkan penilaian orang lain.
"Jangan sampai kita merasa menjadi bangsa yang rendah. Kita bangsa yang besar, bangsa pemenang bukan bangsa pecundang," kata dia.
Muhadjir meminta agar bangsa sendiri tidak menjelekkan bangsa sendiri. Namun, penilaian itu harus menjadi penyemangat agar pencapaian literasi semakin meningkat. Indonesia memiliki potensi yang besar, dari penduduknya yang banyak, luas wilayah dan juga sumber daya laamnya.
"Kita ini bangsa yang besar dan suatu saat akan menjadi bangsa yang maju. Yang penting bagaimana gerakan literasi ini menjadi kendaraan untuk mencapai negara maju," jelas dia.
Mendikbud membandingkan dengan negara tetangga yang sudah maju, namun jumlah penduduknya sedikit. Bandingkan dengan Indonesia yang memiliki lebih dari 17.000 pulau.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Didik Suhardi mengatakan pihaknya memberikan perhatian serius pada peningkatan literasi di daerah tertinggal.
(ANTARA)
"Kami memberikan perhatian pada literasi di perbatasan. Pak Jokowi sendiri sudah menyatakan untuk gratis pengiriman buku ke daerah tertinggal pada hari tertentu," tutur Didik.
Pihak Kemdikbud sendiri juga menyatakan memberikan bantuan buku pada daerah-daerah perbatasan, terpencil dan tertinggal.