RSUD Abdul Moeloek tegaskan tak ada toleransi bagi pelaku pungli

id rsudam, kasus pungli, idi bandarlampung, dokter bedah anak

RSUD Abdul Moeloek tegaskan tak ada toleransi bagi pelaku pungli

Direktur RSUDAM, dr. Imam Ghozali (kiri). ANTARA/HO-Dokumen Pribadi

Ke depan, kami akan menggelar acara agar seluruh hospitalia menandatangani pakta integritas.

Bandarlampung (ANTARA) - RSUD Dr. H. Abdul Moeloek (RSUDAM) Lampung menegaskan tak ada toleransi bagi pelaku pungli menyusul kasus dugaan pungli yang dilakukan salah satu oknum dokter di rumah sakit tersebut.

Direktur RSUDAM, dr. Imam Ghozali, memastikan seluruh civitas hospitalia akan menandatangani pakta integritas sebagai komitmen bersama menciptakan pelayanan bersih dan bebas pungli.

"Ke depan, kami akan menggelar acara agar seluruh hospitalia menandatangani pakta integritas. Acara ini akan kita laksanakan minggu ini sebagai wujud bahwa kami tidak mentolerir hal-hal seperti itu," ujar Imam Ghozali, dalam keterangannya di Bandarlampung, Jumat.

Menurut dia, penandatanganan pakta integritas tidak hanya melibatkan dokter dan perawat, tetapi juga seluruh unsur rumah sakit, mulai dari tenaga administrasi, satpam, hingga petugas kebersihan. Komisi V DPRD Lampung juga dijadwalkan hadir sebagai mitra pengawasan.

"Semua yang dilayani di Rumah Sakit Abdul Moeloek ini adalah puakhi—dalam bahasa Lampung artinya saudara. Itu menjadi landasan kami dalam bekerja sebagai pelayan publik," tegas Imam.

Ia menjelaskan, sejak rapat internal kemarin, kewenangan pelayanan oknum dokter terduga pungli telah dicabut. Namun, sanksi administratif menunggu rekomendasi Inspektorat karena yang bersangkutan berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN).

Terkait pencabutan surat izin praktik, Imam menegaskan hal tersebut bukan wewenang rumah sakit, melainkan majelis disiplin profesi apabila kasus ini berlanjut ke ranah hukum.

"Kami juga akan menyampaikan permohonan maaf langsung ke keluarga pasien. Sebagai bentuk kerugian material, kami siap mengganti. Kemarin orang tua pasien dimintai uang Rp8 juta. Padahal BPJS sudah menanggung, alat-alat juga sudah disediakan rumah sakit. Jadi tidak perlu lagi minta uang," kata Imam.

Ia mengaku sangat prihatin karena kasus ini melibatkan seorang dokter bedah anak, profesi yang jumlahnya terbatas di Lampung.

"Dokter bedah anak di Lampung hanya ada tiga orang. Artinya dia sangat dibutuhkan masyarakat. Tapi ternyata masih juga melakukan praktik pungli. Astagfirullahaladzim, kok bisa seperti ini," ungkapnya.

Oleh karena itu, Imam menegaskan tidak ada toleransi bagi pelaku pungli di RS Abdul Moeloek. "Akan kami tindak tegas," tegas Imam.

Terpisah, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Bandarlampung, Dr. Khadafi Indrawan, Sp. An., M.H, menyampaikan bahwa pihaknya segera menggelar rapat internal untuk membahas kasus yang menyeret oknum dokter berinisial B.

"Iya, terkait kasus ini, malam ini masih akan dirapatkan. Pengurus inti, bidang disiplin, dan majelis etik akan terlibat," ujarnya.

Khadafi juga menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya pasien anak yang terdampak kasus tersebut.

"Kami segenap keluarga besar IDI Cabang Bandar lampung turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya Ananda Alesha Erina Putri. Semoga Allah SWT menempatkannya di tempat terbaik di sisi-Nya, serta memberikan kekuatan dan ketabahan kepada keluarga yang ditinggalkan," ucapnya.

Ia menambahkan, IDI ikut prihatin dan berharap kejadian serupa tidak terulang kembali.

"Kami berkomitmen mendorong perbaikan mutu layanan kesehatan di Lampung demi keselamatan dan kepercayaan masyarakat," tutupnya.


Baca juga: Inspektorat Lampung lakukan investigasi kasus maladministrasi di RSUDAM

Baca juga: Ombudsman Lampung minta RSUDAM perbaiki layanan publik

Baca juga: RSUDAM Lampung hentikan praktik dokter setelah lakukan maladministrasi

Pewarta :
Editor : Satyagraha
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.