Bulog Lampung minta petani keringkan jagung sesuai standar

id Bulog lampung, penyerapan jagung lampung, panen jagung lampung, pertanian lampung

Bulog Lampung minta petani keringkan jagung sesuai standar

Ilustrasi- Tanaman jagung yang ada di lahan pertanian di Kabupaten Pesawaran, Lampung. ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi.

Bandarlampung (ANTARA) - Perum Bulog Kantor Wilayah Lampung meminta gabungan kelompok tani (gapoktan) dan petani jagung di wilayahnya dapat mengeringkan hasil panen dengan mengikuti standar yang ditetapkan untuk menjaga kualitas produk.

"Pekan ini tim sudah mulai masuk ke Kabupaten Pringsewu, Tanggamus, Lampung Timur, Lampung Utara dan Lampung Selatan untuk melakukan penyerapan panen jagung petani karena di sana mulai panen," ujar Pimpinan Perum Bulog Kanwil Lampung Nurman Susilo di Bandarlampung, Kamis.

Ia mengatakan menjelang pelaksanaan panen raya jagung di Lampung, pihaknya terus melakukan edukasi kepada petani dan gabungan kelompok tani agar mengeringkan hasil panen mereka sesuai standar.

"Karena kami membeli jagungnya bentuk kering, jadi kami minta gabungan kelompok tani mengeringkan dahulu jagungnya sesuai standar yaitu jagung kering dengan kadar air 12 persen, serta kadar aflatoksin dalam jagung sebesar 50 part per billion," katanya.

Ia menjelaskan bila petani ataupun gabungan kelompok tani memiliki lantai jemur, maka pihaknya akan membantu mencarikan mitra pengeringan agar hasil panen jagung dapat dikeringkan dengan maksimal sesuai standar yang ditentukan.

"Kalau petani kesulitan mengeringkan, kami bisa membantu mencarikan mitra pengeringan. Mitra pengeringan yang pernah kerja sama dengan Bulog saat ini sedang didata agar bisa membantu petani jagung mengeringkan hasil panen," ucap dia.

Menurut dia, setelah dikeringkan maka Bulog akan langsung mengambil hasil jagung kering tersebut ke gabungan kelompok tani ataupun ke mitra pengeringan jagung.

"Syarat pusat memang mengharuskan jagung kering sesuai standar karena kami membeli satu kualitas, sehingga kami terus sampaikan ke kelompok tani untuk mengeringkan terlebih dahulu," tambahnya.

Ia melanjutkan sistem penyerapan jagung petani tidak seperti penyerapan gabah yang dapat diserap bentuk basah karena jagung hanya bisa diambil dalam bentuk kering. Sehingga petani harus secara mandiri mengeringkan serta memilih mitra pengeringan.

"Namun ke depan pengeringan komoditas ini akan lebih mudah karena Pemerintah Provinsi Lampung segera memberikan bantuan alat pengering yang akan dikelola oleh gabungan kelompok tani ataupun koperasi," kata dia.

Dia menjelaskan alat pengering itu dapat digunakan untuk mengeringkan gabah, jagung hingga ubi kayu dengan kapasitas 20-25 ton per hari.

"Mudah-mudahan dengan operasional alat pengering yang berlangsung sepanjang tahun ini, dapat membantu menyelamatkan komoditi petani agar terserap pasaran," ujar dia lagi.

Pewarta :
Editor : Hisar Sitanggang
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.