Polri selidiki insiden kekerasan jurnalis oleh tim pengamanan Kapolri di Semarang

id Trunoyudo Wisnu Andiko,polri,Kekerasan jurnalis,pewarta ANTARA

Polri selidiki insiden kekerasan jurnalis oleh tim pengamanan Kapolri di Semarang

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divhumas Polri Brigjen Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko berbicara dengan awak media di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (24/3/2025). ANTARA/Nadia Putri Rahmani/am.

Polri akan menyelidiki insiden tersebut, dan apabila ditemukan adanya pelanggaran, tentu kami tidak akan segan untuk menjatuhkan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku

Jakarta (ANTARA) - Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan bahwa pihaknya akan menyelidiki insiden dugaan kekerasan terhadap jurnalis oleh tim pengamanan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo saat meninjau arus balik mudik di Stasiun Tawang, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (5/4).

"Polri akan menyelidiki insiden tersebut, dan apabila ditemukan adanya pelanggaran, tentu kami tidak akan segan untuk menjatuhkan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku," kata Trunoyudo kepada ANTARA di Jakarta, Minggu.

Dia lantas berkata, "Saat ini kami sedang menanyakan kepada tim yang saat itu ada di lokasi."

Dia pun mengungkapkan penyesalan bila insiden kekerasan yang dialami sejumlah pewarta ketika melakukan tugas jurnalistik tersebut benar terjadi.

Menurut dia, seharusnya peristiwa seperti itu dapat dihindari bila memerhatikan standar operasional prosedur (SOP) yang diterapkan.

"Kami sangat menyesalkan jika memang insiden tersebut benar terjadi, di mana yang seharusnya dihindari. Memang situasi di lapangan cukup ramai, namun seharusnya ada SOP yang mestinya bisa dijalankan tanpa melalui emosi seperti tindakan secara fisik maupun verbal," tuturnya.

Dia pun menegaskan dukungan Polri terhadap insan pers dalam menjalankan kerja-kerja jurnalistiknya, dan berharap pula insiden serupa tidak terjadi di kemudian hari.

"Sebenarnya, pers merupakan mitra Polri yang harus saling bekerja sama. Kami berharap insiden ini tidak terulang dan kemitraan kami dengan pers akan terus kami jaga dan diperbaiki agar bisa lebih baik lagi dalam melayani masyarakat," kata dia.

Sebelumnya, Sabtu (5/4), terjadi dugaan insiden kekerasan oleh tim pengamanan Kapolri terhadap pewarta foto ANTARA berinisial MZ yang sedang meliput kunjungan Kapolri Jendral Polisi Listyo Sigit Prabowo di Stasiun Tawang, Semarang, Jawa Tengah.

Sementara itu pewarta foto ANTARA MZ yang menjadi korban dugaan insiden kekerasan tersebut menjelaskan Kapolri memulai kegiatannya di Stasiun Tawang dengan menyempatkan diri berbincang dengan pemudik difabel dan lansia yang menggunakan kursi roda di peron Stasiun Tawang.

Setelah itu Kapolri dijadwalkan akan melakukan inspeksi ke dalam gerbong kereta dan ajudan Kapolri kemudian meminta agar media dan Humas Polri untuk membuka jalan, namun dalam prosesnya oknum ajudan tersebut malah terlibat cekcok dengan anggota Humas Polri.

Melihat kejadian itu, MZ pun bergerak menjauh dari posisi awalnya agar tidak terlibat cekcok tersebut.

"Nah, posisi saya di kiri. Saya tahu kalau beliau mau ke kiri kan, makanya saya pindah ke seberang. Nah, waktu sebelum saya pindah ke seberang, si ajudannya ini ngomel-ngomel kalian kalau dari pers tak tempeleng satu-satu gitu," kata MZ saat dikonfirmasi dari Jakarta, Minggu.

Mendengar hal itu MZ pun kembali ke posisinya semula dan saat itulah oknum tim pengamanan tersebut melakukan dugaan tindakan kekerasan terhadap MZ.

"Saya dibilang begitu kaget ya, terus saya kembali ke posisi saya. Nah, waktu posisi mau balik itu dia mengeplak kepala saya. Jadi dia mengeplak ya, kalau bahasanya sini itu ngeplak bagian kepala belakang. Nah, setelah itu saya kaget ya. Wah, kenapa mas? Saya bilang begitu lalu orangnya diam, kemudian dia lanjut marah-marah, kemudian lanjut kerja lagi," ujarnya.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Polri selidiki insiden kekerasan jurnalis oleh ajudan di Semarang