Bandarlampung (ANTARA) - Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Provinsi Lampung menyatakan deteksi dini dapat menjadi salah satu cara mencegah meluasnya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak.
"Tentang kondisi terkait perkembangan terkini penyakit mulut dan kuku pada ternak, berdasarkan laporan yang diterima kasusnya semakin mendapat perhatian serius di berbagai wilayah, termasuk di Lampung yang telah mengalami peningkatan kasus dalam beberapa bulan terakhir," ujar Ketua PDHI Lampung drh Anwar Fuadi, MPH di Bandarlampung, Rabu.
Ia mengatakan harus dilakukan upaya pencegahan, salah satunya melalui kegiatan deteksi dini pada ternak.
"PDHI menekankan pentingnya keterlibatan semua pihak, mulai dari pemerintah daerah, dinas terkait, hingga peternak, untuk bekerja sama dalam melakukan deteksi dini sebagai upaya mencegah meluasnya PMK," katanya.
Untuk identifikasi yang tepat terhadap kasus PMK pada ternak, menurut dia, dapat menggunakan uji diagnostik seperti PCR dan uji Elisa NSP.
"Penyakit mulut dan kuku ini merupakan penyakit menular pada hewan ternak, terutama sapi, kambing, domba, dan babi. Penyakit ini memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan hewan, produktivitas ternak, serta perekonomian daerah yang bergantung pada sektor peternakan," ucap dia.
Menurut dia, PMK pada ternak di Provinsi Lampung harus segera diatasi dengan menggunakan pendekatan yang lebih komprehensif.
"Harus segera diatasi seperti dengan melakukan pemantauan ketat terhadap ternak yang terinfeksi. Lakukan isolasi terhadap ternak yang terindikasi kontak langsung dengan ternak yang sakit, serta lakukan vaksinasi secara menyeluruh di seluruh wilayah terdampak," tambahnya.
Ia mengatakan PDHI mendukung upaya pemerintah untuk mengatasi wabah ini dan siap memberikan dukungan teknis serta pelatihan kepada tenaga kesehatan hewan di lapangan.
"Kami siap membantu pemerintah daerah dalam mengatasi meluasnya PMK dengan memberikan dukungan teknis serta pelatihan kepada tenaga kesehatan hewan yang ada di berbagai daerah," ujar dia.