Jakarta (ANTARA) - PT Pupuk Indonesia (Persero) berkolaborasi mengembangkan potensi Carbon Capture and Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) bersama PT Pertamina (Persero) untuk mendorong transformasi hijau dalam industri pupuk dan petrokimia nasional.
Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi dalam pernyataannya yang diterima di Jakarta, Rabu, menyatakan bahwa pengembangan teknologi CCS dan CCUS juga menjadi salah satu elemen kunci dalam strategi perseroan untuk mendukung target pemerintah dalam mencapai net zero emission 2060.
Pupuk Indonesia menyadari adanya tanggung jawab besar untuk mendukung pencapaian net zero carbon emission. Oleh karenanya, kami melakukan langkah-langkah strategis dan juga langkah-langkah taktis untuk bisa mengurangi carbon emission dari kegiatan perusahaan,” ujarnya.
Tidak hanya akan mendukung penurunan emisi, ia menyatakan bahwa teknologi tersebut juga akan menjadi mesin pertumbuhan ekonomi hijau yang berkelanjutan di masa depan.
Penandatanganan nota kerja sama tersebut dilakukan di sela rangkaian acara Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 oleh Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.
Rahmad menuturkan bahwa kolaborasi tersebut melingkupi kajian bersama, sharing knowledge, data, dan keahlian dari masing-masing perusahaan untuk mengoptimalkan potensi Indonesia sebagai hub utama untuk CCS di Asia Tenggara.
Hal tersebut dikarenakan Indonesia tercatat memiliki potensi kapasitas untuk menangkap 4,3 gigaton karbon menggunakan teknologi CCS.
Ia mengatakan bahwa Pertamina dipilih sebagai mitra kerja sama tersebut karena perusahaan tersebut memiliki carbon capture storage facility yang cocok digunakan untuk menyimpan karbon dioksida hasil sampingan proses produksi Pupuk Indonesia yang tingkat kemurniannya tinggi.
“Ini merupakan sebuah kolaborasi dua BUMN yang cukup strategis dan signifikan, karena melalui kerja sama ini, sebagian besar dari CO2 kita bisa terinjeksi,” imbuhnya.
Pupuk Indonesia juga secara aktif mengembangkan proyek CCS di beberapa lokasi strategis, termasuk di Aceh dan Lapangan Masela Abadi, yang diharapkan dapat mulai beroperasi pada 2030.