Bandarlampung (ANTARA) - Kebun Raya Institut Teknologi Sumatera (Itera) yang terletak di Bandarlampung, Lampung adalah salah satu proyek pengembangan ruang terbuka hijau yang dimiliki oleh perguruan tinggi terkemuka di Sumatera, Itera.
Kehadiran kebun raya ini bertujuan untuk mendukung kegiatan penelitian, pendidikan, pelestarian keanekaragaman hayati, serta wisata edukasi. Kebun Raya Itera dirancang sebagai pusat konservasi tanaman endemik Sumatera dan tanaman tropis lainnya, memberikan kontribusi signifikan terhadap pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati di wilayah Sumatera.
Kepala UPT Konservasi Flora Sumatera Kebun Raya Itera Alawiyah mengatakan, selain berfungsi sebagai area penelitian dan pendidikan, kawasan ini juga menjadi destinasi wisata edukasi yang menarik, dengan koleksi tumbuhan yang bervariasi.
Kebun ini terbuka untuk umum dan menyediakan fasilitas-fasilitas yang mendukung kegiatan rekreasi, seperti area piknik dan jalur pejalan kaki untuk menikmati keindahan alam sekitar.
Ia menjelaskan kebun raya ini memiliki berbagai fasilitas dan koleksi yang mendukung tujuan konservasi, pendidikan, penelitian, dan rekreasi. Beberapa hal yang bisa ditemukan di Kebun Raya Itera antara lain koleksi tanaman endemik Sumatera serta konservasi tanaman yang endemik dari Pulau Sumatera.
Beberapa diantara konservasi tersebut adalah jenis-jenis tanaman yang langka dan terancam punah, serta tumbuhan yang memiliki nilai ekologis dan ekonomi tinggi.
Selain itu, terdapat beberapa taman tematik yang dirancang untuk memperlihatkan berbagai jenis tanaman yang dikelompokkan berdasarkan habitat, fungsi, atau spesies.
Contoh taman tematik tersebut adalah taman bambu yang menampilkan berbagai jenis bambu yang dapat ditemukan di Indonesia, khususnya Sumatera serta taman herbal, koleksi tanaman obat dan rempah-rempah yang sering digunakan dalam pengobatan tradisional dan kuliner dan taman paku, berbagai jenis tumbuhan paku yang ada di Sumatera dan sekitarnya.
Selanjutnya, fasilitas di kebun raya ini mencakup laboratorium alam untuk penelitian dan laboratorium alam terbuka bagi para mahasiswa dan peneliti, khususnya di bidang biologi, pertanian, lingkungan, dan kehutanan.
“Banyak penelitian yang dilakukan di sini untuk mengembangkan ilmu tentang konservasi dan keanekaragaman hayati,” kata Alawiyah.
Kebun Raya Itera juga menjadi area edukasi dengan adanya fasilitas untuk edukasi yang mendukung kegiatan pembelajaran bagi pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum mengenai pentingnya pelestarian lingkungan dan pengenalan berbagai jenis tanaman.
Bukan hanya area edukasi, tetapi kawasan ini bisa juga menjadi sarana wisata bersama keluarga atau wisata alam dengan menikmati indah pemandangan, sekaligus berkeliling kebun dengan menggunakan sepeda yang disediakan pengelola.
“Sepeda yang disediakan ini bukan gratis atau free ya, tetapi cukup bayar Rp10.000, dengan waktu satu jam, pengujung sudah dapat berkeliling menggunakan sepeda yang disewa,” katanya.
Saat ini, Kebun Raya Itera seluas 75 hektare ini juga menjadi tempat koleksi spesies tumbuhan yang terancam punah dan langka, baik di Sumatera maupun di Indonesia pada umumnya, yang bertujuan untuk upaya pelestarian.
“Kebun Raya Itera terus mengembangkan koleksi tanamannya dan berfungsi sebagai pusat konservasi untuk melindungi keanekaragaman hayati Sumatera," jelas Alawiyah.
Kebun Raya Itera yang dikelola UPT Konservasi Flora mengusung tema “Konservasi Tumbuhan Pamah Sumatera” yakni konservasi tumbuhan dataran rendah Sumatera yang menjadi ciri khas. Tercatat tanaman yang sudah dikonservasi untuk jenis non anggrek berjumlah 300 spesies dan jenis anggrek 34 spesies yang berasal dari Lampung, Indonesia bahkan luar negeri.
Saat ini, kebun raya ini sudah memiliki beberapa fasilitas pendukung konservasi tumbuhan, seperti rumah kaca pembibitan, paranet pembibitan, kantor dan gudang pembibitan serta fasilitas pendukung seperti gerbang dan akses jalan.
"Kebun Raya Itera memiliki lima fungsi utama, antara lain sebagai konservasi, penelitian, pendidikan, wisata, dan jasa lingkungan. Ada berbagai fasilitas yang disediakan Kebun Raya Itera, yang meliputi zona penerimaan, zona wisata, zona pengelola, dan zona koleksi,” kata Alawiyah.
Baca juga: Itera kembangkan teknologi pendeteksi kerusakan rel kereta api
Baca juga: Dosen DKV Itera sosialisasikan kesehatan gigi melalui buku ilustrasi anak
Baca juga: Tim BIM Itera siap ikuti kompetisi konstruksi nasional November 2024