Cara PGN hadapi tantangan optimasi utilisasi gas pada masa transisi

id subholding gas pertamina,pgn,transisi energi

Cara PGN hadapi tantangan optimasi utilisasi gas pada masa transisi

Ilustrasi - PT PGN Tbk. ANTARA/HO-PT PGN Tbk

Jakarta (ANTARA) - Subholding Gas PT Pertamina (Persero), PT PGN Tbk terus mendukung peningkatan utilisasi gas bumi dan sinergi pengelolaan seluruh rantai bisnis gas bumi dari hulu hingga hilir pada masa transisi energi sesuai misi "Connecting Clean Energy for Sustainable Growth".

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Rosa Permata Sari dalam keterangannya di Jakarta, Minggu, mengatakan untuk menjawab tantangan tersebut PGN menerapkan prinsip keseimbangan tiga pilar atau Trilema Energi.

"Hal ini sekaligus agar upaya optimalisasi utilisasi gas bumi tersebut dapat terealisasi di lapangan dan peran gas bumi sebagai energi transisi menuju target net zero emission pada 2060 dapat diwujudkan," katanya.

Menurut dia, Trilema Energi meliputi Energy Security (Secure & Reliable), Energy Equity (Affordable & Available), dan Environmental Sustainability (Green & Clean).

Ia menjelaskan dalam Energy Security, PGN optimistis berperan aktif mempertahankan ketahanan energi, terutama pemanfaatan gas bumi.

Dengan infrastruktur gas bumi sepanjang 31 ribu km dan 4 terminal LNG, PGN memegang peran penting sebagai pengelola jaringan infrastruktur gas bumi terbesar di Indonesia, yang dapat menjamin pasokan gas bumi yang andal dan terinterkoneksi.

Ke depan, PGN juga melihat potensi pasokan yang cukup besar di Sumatera bagian utara, Sulawesi, Kalimantan Timur, dan Papua.

"PGN menjaga pasokan energi dalam negeri, yang didistribusikan dapat menjangkau wilayah yang luas, namun dengan layanan yang efektif dan efisien. PGN juga terus mengembangkan infrastruktur energi untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan masa depan, yang dari potensi pasokannya didominasi jenis liquified natural gas (LNG)," ujar Rosa.

Pada prinsip Energy Equity, lanjutnya, PGN berupaya menciptakan kemudahan akses dan keterjangkauan pasokan gas bumi untuk masyarakat dengan harga terjangkau.

PGN menyediakan gas bumi dengan harga 6–13,87 dolar AS per MMBTU atau di bawah Pertalite 17,3 dolar, LPG 12 kg dolar, dan HSD 41,18 dolar.

Untuk Environmental Sustainability, PGN mencermati target penurunan emisi saat ini dan masa depan yang menjadi perhatian dunia.

Oleh karena itu, PGN ingin menciptakan pemanfaatan energi gas bumi, termasuk LNG, sebagai pilihan utama mengingat lebih ramah lingkungan dengan tingkat emisi karbon yang paling rendah dibandingkan bahan bakar fosil lainnya.

Emisi karbon gas bumi sebesar 59 kg CO2 per MMBTU, jauh lebih rendah dibandingkan LPG 66 kg CO2, gasoline 72 kg CO2, petroleum 77 kg CO2, dan batu bara 98 kg.

Menurut Rosa, optimalisasi utilisasi gas bumi di masa transisi energi penting untuk ketahanan energi.

Produksi minyak terus menurun, gas pipa juga terus menurun, sementara konsumsi energi dari hari ke hari semakin meningkat yang akhirnya berpotensi berdampak terhadap peningkatan impor dan defisit neraca perdagangan, sebutnya.

"Maka dari itu, perlu utilisasi sumber energi alternatif untuk mengurangi ketergantungan dan impor BBM," ujarnya.

Gas bumi juga dapat menjadi solusi alternatif energi, lantaran cadangannya baik di Indonesia maupun dunia lebih banyak dari minyak.

"Dari aspek keekonomian akan lebih menguntungkan. Selain itu, perencanaan utilisasinya dalam lebih jangka panjang menjadi penting untuk dilaksanakan. Kami tidak bisa berjalan sendiri sebagai badan usaha di sektor midstream dan downstream. Perlu sinergi dan komunikasi yang intensif serta gotong royong seluruh stakeholder untuk muara layanan masyarakat akan layanan energi yang transparan dan andal," ujar Rosa.

Dengan jumlah sumber gas yang melimpah, selain dapat disalurkan ke pelanggan eksisting seperti kelistrikan, industri, transportasi darat, UMKM, komersial, dan rumah tangga, pemanfaatannya dapat diperluas ke pengguna gas dengan kebutuhan besar seperti sea & land logistics transportation, refineries, lifting oil, dan power generation.

Ia mengharapkan dengan perluasan dan peningkatan volume utilisasi gas bumi domestik, dampak berantai ke masyarakat dan negara juga semakin optimum.

"Sinergi antara pemerintah dan badan usaha migas memiliki andil yang sangat krusial, agar rantai pengelolaan pemanfaatan gas bumi secara berkelanjutan dan memberi dampak yang positif dalam jangka panjang," sebut Rosa.