Ekonomi Sumsel triwulan IV-2023 tumbuh sebesar 4,94 persen

id sumsel,palembang,ekonomi sumsel,bps sumsel

Ekonomi Sumsel triwulan IV-2023 tumbuh sebesar 4,94 persen

Sebuah truk membongkar muat batu bara di area pengumpulan Dermaga Batu bara Kertapati milik PT Bukit Asam Tbk di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (4/1/2022). (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/wsj)

Palembang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Sumatera Selatan pada Triwulan IV 2023 secara tahunan (year on year/yoy) tumbuh 4,94 persen.

Kepala BPS Sumsel Moh Wahyu Yulianto di Palembang, Senin, mengatakan ekonomi Sumsel berdasarkan Produk Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku senilai Rp157,94 triliun dan atas dasar harga konstan senilai Rp90,98 triliun.

“Sehingga pertumbuhan ekonomi Sumsel pada triwulan IV 2023 secara yoy tumbuh 4,94 persen atau mengalami kenaikan dibandingkan triwulan III 2023 sebesar 1,90 persen,” katanya.

Ia menjelaskan menurut lapangan usaha, distribusi dan pertumbuhan PDRB Sumsel ditopang oleh 17 sektor dimana 15 sektor mengalami pertumbuhan dan dua lainnya yaitu administrasi pemerintah serta jasa kesehatan penurunan masing-masing sebesar 0,02 persen dan 0,26 persen

Sedangkan, untuk pertumbuhan tertinggi menurut lapangan usaha disumbangkan oleh sektor akomodasi makan dan minum sebesar 13,56 persen, jasa keuangan 8,41 persen, dan sektor pengadaan listrik dan gas sebesar 7,66 persen.

Lalu, untuk sektor yang memberikan kontribusi terbesar yaitu pertambangan 25,24 persen, industri pengolahan 18,44 persen, serta perdagangan sebesar 13,89 persen.

“Ketiga sektor tersebut kontribusinya mencapai 57,57 persen. Maka, artinya dengan menjaga ketiganya tumbuh cukup bagus tentu akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara umum di Sumsel,” jelasnya.

Ia mengatakan untuk sumber pertumbuhan tertinggi menurut lapangan usaha berasal dari pertambangan dan penggalian yakni sebesar 1,18 persen.

“Maka total pertumbuhan ekonomi 4,94 persen, pertambangan memiliki kontribusi 1,18 persen, industri pengolahan 0,93 persen, perdagangan 0,83 persen, dan pertanian 0,29 persen,” ujarnya.

Kemudian, pertumbuhan PDRB menurut pengeluaran mencatatkan pertumbuhan tertinggi berasal dari komponen impor luar negeri yang mengalami pertumbuhan sebesar 113,20 persen.

“Untuk kontribusi tertinggi dari konsumsi rumah tangga dengan distribusi sebesar 62,18 persen dan pertumbuhan 4,84 persen,” kata Wahyu.