Jakarta (ANTARA) - Pengurangan risiko bencana di perkotaan menjadi bagian penting, wilayah padat seperti Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Perlu adanya pelatihan dan edukasi terkait manajamen pengurangan risiko bencana. Kota-kota besar dengan gedung bertingkat hingga kepadatan hunian menjadi sorotan penting dalam manajemen tersebut.
Seperti yang dilakukan oleh Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menegah Pertama (SMP) Tarakanita, Rawamangun, Jakarta. Menyasar anak-anak dan perangkat sekolah menjadi hal terpenting, hal ini juga menjadi perhatian penting dalam tata kelola pengurangan risiko bencana.
SD 05 DAN SMP 04 Tarakanita Rawamangun merupakan sekolah di bawah naungan Yayasan Tarakanita. Mempunyai gedung dengan ketinggian 8 lantai yang baru saja dibangun dan ditempati pada tahun ajaran 2022/2023.
Fasilitas gedung yang lengkap yang dimiliki sekolah menjadi salah satu indikator dalam memberikan pelayanan yang baik kepada para peserta didik dan orang tua yang sudah mempercayakan putra-putrinya sekolah di Tarakanita.
Namun fasilitas sarana prasarana saja tidak cukup, sekolah seharusnya juga mampu memberi rasa aman bagi peserta didik saat belajar di sekolah khususnya rasa aman dari bencana.
Dua hari ini Selasa, 5 Desember 2023 dan Rabu, 6 Desember 2023 Sekolah Tarakanita Rawamangun mengadakan Pendampingan Awal Satuan Pendidikan Aman Bencana yang difasilitasi oleh Fasilitator SPAB Forum PRB DKI (Henricus MW Prasetyo) dan dilanjutkan simulasi evakuasi gempa bumi untuk para peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, security, cleaning service, pengelola kantin dan FKKSKM/Komite sekolah yang dipandu oleh para fasilitator dari Forum Pengurangan Resiko Bencana Provinsi DKI, Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa, PMI , KSR (Korps Sukarela PMI), Menwa Rescue dan (LDD KAJ) Lembaga Daya Dharma Keuskupan Agung Jakarta
Kegiatan pelatihan dan simulasi kebencanaan khususnya bencana gempa ini bertujuan membangun kesadaran dan pengetahuan sejak dini. Karena itu, anak-anak di sekolah harus dibekali dengan pendidikan mitigasi bencana agar mereka siap apabila sewaktu-waktu terjadi bencana.
"Dengan jumlah peserta didik dan guru kurang lebih 1.600 orang diperlukan pengetahuan, pemahaman dan respon yang cepat sehingga mengurangi resiko jatuhnya korban apalagi peserta didik yang masih anak-anak usia sekolah dasar,” ujar Achmad Lukman selaku Ketua Forum Pengurangan Resiko Bencana DKI Jakarta.
Satuan Pendidikan Aman Bencana menjadi salah satu program yang menjadi prioritas Yayasan Tarakanita sejalan dengan upaya mewujudkan Sekolah Ramah Anak, tambah Lukman.
Lukman juga berharap kegiatan simulasi tidak berhenti hari ini saja tetapi juga akan terus dilakukan sehingga seluruh warga sekolah tidak lagi panik dan mempunyai kemampuan berpikir dan bertindak secara efektif. bagaimana menyelamat diri bila terjadi bencana.
“Terima kasih kepada Tim LDD KAJ, Forum Pengurangan Resiko Bencana Provinsi DKI serta stake holder lainnya yang terlibat membantu dan mendukung hingga terlaksana kegiatan pelatihan dan simulai tanggap bencana,” ujar P. Ruliyati P.L, selaku Kepala Biro Umum Yayasan Tarakanita.
TENTANG DOMPET DHUAFA
Dompet Dhuafa adalah lembaga filantropi islam yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum dhuafa dengan pendekatan budaya, welasasih (filantropis) dan wirausaha sosial. Sudah berjalan lebih dari tiga dekade (30 tahun), Dompet Dhuafa berkontribusi menghadirkan layanan bagi pemberdayaan dan pengembangan umat melalui lima pilar program yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial kebencanaan, dakwah dan budaya, serta CSR. (Kerjasama)