Bandarlampung (ANTARA) - Kebun Raya Institut Teknologi Sumatera (Itera) mengadakan Panen Raya Golden Melon di Smart Farming Itera pada Minggu (19/2) lalu.
Kegiatan tersebut bertujuan sebagai wisata edukasi serta untuk memperkenalkan sistem teknologi yang digunakan oleh Smart Farming Itera kepada publik.
Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan Itera Dr Rahayu Sulistyorini, Kepala Biro Umum dan Akademik Itera Sri Sulistyawati, Ketua Senat Itera Dr Sunarsih, serta sivitas akademika dan masyarakat umum.
Ketua Tim Smart Farming System Itera yang merupakan dosen Teknik Biosistem Itera Zunanik Mufidah menjelaskan bahwa terdapat sekitar 360 pohon melon varietas Golden Alisha yang ditanam dengan system greenhouse .
Dalam proses budidayanya ini pihak kebun raya juga menggunakan sistem irigasi tetes serta melakukan polinasi atau penyerbukan secara manual, sehingga dapat menghasilkan buah yang maksimal.
Zunanik menjelaskan bahwa usia melon yang dapat dipanen adalah sekitar 75 hari. Untuk mendapatkan rasa manis yang maksimal, Zunanik menuturkan sebaiknya melon pada umumnya didiamkan terlebih dahulu selama beberapa hari setelah panen.
Namun tidak dengan golden melon, Zunanik mengatakan bahwa hasil pengujian setelah panen menunjukkan tingkat kemanisannya sudah mencapai 14 brix, dengan rata-rata melon yang dijual di pasaran tingkat kemanisannya adalah 11-15 brix.
“Golden melon setelah dipanen tidak perlu didiamkan atau diperam, karena tingkat kemanisannya sudah mencapai 14 brix,” ujar Zunanik.
Dengan diadakannya acara tersebut selain sebagai wisata edukasi, masyarakat umum juga diharapkan dapat mengenal sistem serta teknologi yang dapat digunakan untuk membudidayakan tanaman.
Baca juga: Tim JIRCAS Jepang, BRIN, dan UGM teliti genetik pohon sengon terbaik di Itera
Baca juga: Dosen Biologi Itera penelitian konservasi terumbu karang pesisir Teluk Lampung
