Kasus stunting di Tulangbawang turun jadi 9,5 persen

id kasus stunting, gizi balita, tulangbawang lampung

Kasus stunting di Tulangbawang turun jadi 9,5 persen

Ilustrasi balita tengah timbang berat badan di Posyandu, Bandarlampung (ANTARA/HO)

Dengan pendampingan dan program kerja yang cukup masif, diharapkan angka stunting di Kabupaten Tulangbawang dapat terus menurun, ujarnya
Bandarlampung (ANTARA) - Kasus stunting (kekerdilan) di Kabupaten Tulangbawang, Provinsi Lampung turun dari 32,49 persen tahun 2018 menjadi 9,5 persen pada 2021.

"Angka kasus stunting di Kabupaten Tulangbawang turun, hal tersebut berjalan lurus dengan instruksi Presiden bahwa pada tahun 2024 angka prevalensi stunting harus menyentuh angka 14 persen," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Tulangbawang Anthoni, dalam keterangan tertulis yang diterima di Bandarlampung, Sabtu.

Ia menyebutkan, pihaknya telah memfokuskan masalah stunting ini menjadi prioritas, menjadi agenda utama dengan berbagai program dan langkah-langkah yang sudah dilakukan bersama, sehingga angka stunting di Tulangbawang menjadi yang terendah di Provinsi Lampung.

Menurutnya, usaha penurunan stunting itu, Pemkab Tulangbawang mempunyai kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) sebanyak 154 kelompok, Bina Keluarga Remaja (BKR) 152 kelompok, serta pusat Informasi konseling remaja/mahasiswa 26 kelompok.

"Dengan pendampingan dan program kerja yang cukup masif, diharapkan angka stunting di Kabupaten Tulangbawang dapat terus menurun," ujarnya.

Anthoni menambahkan, sesuai dengan strategi nasional dalam penanggulangan stunting, juga telah ditetapkan lima pilar pencegahan stunting yang diharapkan dapat menurunkan angka stunting, yaitu, pertama peningkatan komitmen dan visi kepemimpinan di kementerian/lembaga, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, dan pemerintah desa.

Kedua, peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat. Ketiga, peningkatan konvergensi intervensi spesifik dan intervensi sensitif di kementerian/lembaga, pemerintah daerah provinsi pemerintah daerah kabupaten/kota, dan pemerintah desa;

Keempat, peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada tingkat individu, keluarga, dan masyarakat, dan kelima penguatan dan pengembangan sistem, data, informasi, riset, dan inovasi.

"Kami juga ikut mendukung kegiatan desa atau kampung ramah perempuan dan peduli anak (DRPPA). Untuk tahun ini, DRPPA di Tulangbawang ada dua kampung yang menjadi proyek percontohan, yaitu Kampung Banjar Dewa dan Kampung Warga Makmur Jaya, Kecamatan Banjar Agung," katanya.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) capaian Provinsi Lampung dalam penurunan stunting sudah cukup baik, dari 26,26 persen pada tahun 2019 menjadi 18,15 persen di tahun 2021 atau di bawah nasional 24,4 persen.