Banadarlampung (ANTARA) - Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) Lampung menyebut tentang pentingnya edukasi dan sosialisasi terkait serangan stroke pada masyarakat agar dapat dilakukan tindakan pertama.
"Setiap tahunnya sekitar 15 juta orang di dunia terkena serangan stroke, di mana sepertiganya mengalami kematian, sepertinya lagi cacat berat dan hanya sepertiga yang bisa kembali ke aktivitas semula," kata Ketua Perdossi Lampung Dr.dr Roezwir Azhary SpN di Bandarlampung, Minggu.Dia mengungkapkan saat ini dalam upaya penanganan serangan stroke, pemerintah akan menyosialisasikan kepada seluruh rumah sakit dengan tata pelaksanaan terbaru yaitu bila tersumbat pembuluh darah di otak dalam waktu tiga jam dan maksimal 4,5 jam itu dapat dihancurkan dengan obat-obatan.
Baca juga: Neurolog: Kendalikan risiko cegah stroke di usia muda
"Sehingga penting juga bagi masyarakat mengetahui saat seseorang terserang stroke secara tiba-tiba terdapat waktu tiga hingga empat setengah jam untuk membawanya ke rumah sakit untuk diobati," katanya.
Ia menjelaskan kerusakan akan terlanjur terjadi apabila ada keterlambatan membawanya ke rumah sakit dan setiap menit kerusakan akan bertambah terus bahkan dalam waktu berapa jam bisa saja sel otak orang terserang stroke akan rusak.
"Tentunya penderita serangan stroke harus dibawa ke rumah sakit yang terdapat alat scanning atau CT Scan untuk memastikan apakah terjadi penyumbatan atau pendarahan di otak sehingga obat yang diberikannya pun sesuai," kata dia.
Namun begitu, ia mengatakan, serangan stroke dapat dihindari dengan mengendalikan faktor risiko. Faktor risiko stroke yang utama yakni darah tinggi (hipertensi), kelainan jantung, diabetes, dan rokok.
Tentunya, lanjut dia, untuk mengetahui itu, masyarakat harus memeriksakan diri ke puskesmas ataupun rumah sakit.
"Orang yang sudah berumur 40 tahun ke atas sebaiknya periksakan diri ke rumah sakit atau puskesmas untuk mengetahui ada faktor stroke atau tidak, kalau ada sebaiknya kalau ada harus dikendalikan dengan baik," kata dia.
Baca juga: Pikun jadi salah satu tanda stroke