Bandarlampung (ANTARA) -
Dua pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTM) dengan total kapasitas 18 megawatt (MW) resmi beroperasi. Kedua pembangkit ini siap memperkuat keandalan pasokan listrik PLN ke masyarakat.
Kedua PLTM tersebut yaitu PLTM Aek Sibundong yang berada di Tapanuli Utara, Sumatera Utara dan PLTM Lambur di Pekalongan Jawa Tengah. Seremonial beroperasinya dua PLTM ini dilakukan di Seminar Pengembangan EBT _Baseload_ melalui Pembangkit _Geothermal_ dan _Hydropower_ dalam Rangka Transisi Energi di Bali, Kamis, (22/9).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan sebagai negara yang dialiri ratusan sungai, Indonesia punya potensi tersembunyi yang tersebar di seluruh Nusantara. Potensi tersebut adalah debit aliran sungai sebagai sumber EBT yang bermanfaat bagi masa depan.
"Ini potensi besar yang sedang dan akan terus kita kembangkan bersama. Harapannya pengoperasian dua PLTM ini meningkatkan keandalan suplai listrik ke masyarakat," ujar Darmawan.
Darmawan menjelaskan, dalam RUPTL 2021 - 2030 PLN akan giat membangun pembangkit listrik berbasis air baik itu dalam bentuk PLTA, PLTM maupun PLTMH dengan total kapasitas sebesar 10,4 gigawatt (GW). Sedangkan potensi hydropower di Indonesia saat ini mencapai 75 GW.
Pertama, PLTM Aek Sibundong dengan kapasitas 10 MW merupakan besutan dari PT Partogi Hidro Energi. Pengoperasian pembangkit senilai Rp 208 miliar ini akan memperbaiki keandalan sistem distribusi 20 kV di wilayah Tapanuli Utara.
Melalui operasional PLTM ini, lanjut Darmawan, PLN dapat menghemat Rp 2,1 miliar per tahun pada taun kontrak ke 1-8 dan 17,7 Miliar per tahun pada tahun kontrak 9-20 dengan pembelian tenaga listrik yang lebih rendah dibandingkan biaya pokok penyediaan (BPP) listrik di Sumatera Utara.
"Selain bisa menjadi _baseload,_ dengan adanya PLTM ini BPP di Sumatera Utara juga bisa turun sehingga memberikan penghematan kepada negara," tambah Darmawan.
Kedua, PLTM Lambur milik anak usaha PLN, PT Indonesia Power yang ada di Pekalongan Jawa Tengah. Pembangkit dengan kapasitas 2x 4 MW ini memiliki nilai investasi sekitar Rp 220 miliar dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) 85,3 persen.
Darmawan memastikan PLN akan terus memaksimalkan potensi pengembangan sumber daya air ini untuk basis listrik. Hingga Agustus 2022, kapasitas terpasang PLTA yang telah dikembangkan oleh PLN adalah sebesar 5,6 GW atau sebesar 8,5 persen dari total kapasitas terpasang pembangkit PLN di Indonesia.
PLN berkomitmen untuk menyukseskan program transisi energi nasional dengan terus meningkatkan kapasitas pembangkit EBT dan mendorong pensiun dini untuk pembangkit listrik berbasis fosil. PLN akan terus menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak demi ketersediaan energi bersih dan berkelanjutan untuk seluruh masyarakat Indonesia.
Berita Terkait
Gempa 7,1 guncang Jepang, picu peringatan tsunami
Jumat, 9 Agustus 2024 5:21 Wib
PLN: Kapasitas listrik nasional capai 72.976 MW per akhir 2023
Senin, 29 Januari 2024 11:12 Wib
Dua unit pembangkit EBT di Lampung resmi beroperasi
Senin, 8 Januari 2024 21:53 Wib
PLTU Suralaya dan 5 pembangkit milik PLN Grup raih 7 penghargaan tingkat ASEAN
Sabtu, 26 Agustus 2023 14:01 Wib
Dirut PLN "jemput bola" hingga ke Perancis bangun kolaborasi global kembangkan pembangkit hidrogen
Kamis, 20 April 2023 11:57 Wib
Dua pembangkit EBT sukseskan F1 Powerboat di Sumut
Selasa, 21 Maret 2023 18:55 Wib
PT PJB Unit Pembangkit Paiton dan DMC Dompet Dhuafa bantu penyintas bencana di Indonesia
Jumat, 18 November 2022 18:48 Wib
Jelang KTT G20, Menko Luhut resmikan PLTS terapung milik PLN di Nusa Dua Bali
Jumat, 11 November 2022 20:03 Wib