Bupati Lampung Barat tetap targetkan wujudkan ikon Lamban Budaya Lampung

id lampung, lambar, lampung barat,budaya lampung barat

Bupati Lampung Barat tetap targetkan wujudkan ikon Lamban Budaya Lampung

Bupati Lambar tetap targetkan ikon Lamban Budaya Lampung selesai pembangunannya tahun 2022 ini. ANTARA/HO-Pemkab Lambar

Karena terkendala wabah COVID-19, sehingga diperkirakan baru dapat diselesaikan dan diresmikan tahun 2022 ini.

Bandarlampung (ANTARA) - Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus menegaskan tetap akan mewujudkan ikon Lamban (Gedung) Budaya Lampung di Kompleks Perkantoran Pemkab Lampung Barat.

Pembangunan ikon budaya Lampung di Lampung Barat itu ditargetkan selesai tahun 2022 ini, meskipun dampak pandemi masih dirasakan oleh warga maupun Pemkab Lampung Barat.

Bahkan, lebih dari separuh masa jabatan Parosil dan Wakil Bupati Mad Hasnurin, keduanya harus fokus untuk menangani pandemi COVID-19 yang melanda sejak awal 2020.

Bupati dan Wakil Bupati Lampung Barat, Parosil Mabsus-Mad Hasnurin dilantik pada Desember 2017. Namun, baru berjalan dua tahun lebih masa kepemimpinan keduanya, pandemi COVID-19 melanda di awal tahun 2020.

Mau tak mau, anggaran untuk membangun dalam mewujudkan Pitu Program yang diusung keduanya harus dipangkas untuk difokuskan menangani penyebaran dan dampak Coronavirus, termasuk pembangunan Lamban (Gedung) Budaya di Kompleks Perkantoran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Barat, di Kelurahan Way Mengaku, Kecamatan Balik Bukit yang dimulai tahun 2019 lalu.

Pembangunan Lamban Budaya itu merupakan implementasi dari poin kedua dari pitu programnya, yakni Penataan Kota Liwa Sebagai Kota Budaya.

Pitu Program itu, yakni Peningkatan Infrastruktur Mantap, Penataan Kota Liwa Sebagai Kota Budaya, Semua Bisa Melanjutkan Sekolah, Pelayanan Masyarakat Sehat, Menyejahterakan Petani, Masyarakat Berdaya Saing, dan Peningkatan Kinerja Pelayanan Publik, serta Peningkatan Iman dan Taqwa.

Namun, Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus menargetkan pembangunan Gedung Budaya itu akan selesai tahun ini. Tahun terakhir masa jabatan Parosil Mabsus-Mad Hasnurin (PM) pada 2022.

Sebutan PM itu akrab bagi masyarakat Lampung Barat. Bahkan, PM selalu terdengar di berbagai kegiatan pembangunan dengan Pitu Program yang diusungnya.

Bupati Parosil berharap, di tahun 2022 Lamban Budaya tersebut bisa diresmikan dan berfungsi untuk kegiatan kebudayaan, kesenian dan destinasi wisata.

Selain itu, juga dapat dimanfaatkan masyarakat untuk menggelar acara seperti halnya resepsi pernikahan ataupun khitanan dan acara-acara lainnya.

Pembangunan Lamban Budaya tersebut ditujukan sebagai wadah untuk mendukung pelestarian seni budaya yang ada di Lampung Barat, dengan anggaran sebesar Rp20 miliar yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) berdasarkan Detail Engineering Design (DED) Kabupaten Lampung Barat Tahun 2019.

Seyogianya Lamban Budaya itu ditargetkan selesai dalam kurun waktu dua tahun dan dapat diresmikan pada tahun 2021 lalu.

Bupati Lampung Barat tetap targetkan ikon Lamban Budaya Lampung segera rampung dibangun pada 2022 ini. ANTARA/HO-Pemkab Lambar

Akan tetapi, pembangunan tersebut terhambat akibat wabah pandemi COVID-19, sehingga pembangunnya pun terhenti di tahun 2020 karena adanya refocusing anggaran.

Setelah penyebaran pandemi COVID-19 melandai, tepatnya di tahun 2021, pembangunan lamban budaya tersebut kembali dilanjutkan, dan pada bulan Maret 2022 ini capaian pembangunan lamban budaya itu sudah 60 persen.

Bupati Parosil Mabsus mengatakan pembangunan lamban budaya tersebut akan selesai dan diresmikan di tahun 2022 ini bersamaan di akhir masa jabatan PM.

"Saya membangun gedung budaya, sebenarnya ditarget selesai tahun 2021, tetapi karena terkendala wabah COVID-19, sehingga diperkirakan baru dapat diselesaikan dan diresmikan tahun 2022 ini," ujar Parosil.

Nantinya, Parosil menjelaskan pula, selain berfungsi untuk kegiatan kebudayaan, kesenian, dan destinasi wisata, lamban budaya itu juga dapat dimanfaatkan masyarakat untuk menggelar acara seperti halnya resepsi pernikahan.

"Tujuan dari gedung budaya ini adalah sebagai pusat kesenian dan destinasi wisata bukan sebagai museum," kata Parosil pula.

"Dengan adanya pengembangan dan pelestarian yang melalui wadah lamban budaya, kesenian dan kebudayaan yang ada di masyarakat Lampung Barat tidak mengalami kemunduran atau pun mendekati kepunahan," katanya pula.

Awalnya, lokasi tempat pembangunan lamban budaya itu merupakan bangunan gedung serba guna (GSG) yang kemudian diganti dengan bangunan lamban budaya tersebut.

Jika dibandingkan dengan bangunan GSG yang lama, konstruksi bangunan lamban budaya ini berbeda jauh lebih kokoh, indah dan menarik dengan desain yang menekankan sisi kebudayaan.

Sesuai rancangan pembangunan, lamban budaya ini menggunakan spesifikasi dua lantai (tingkat) yang dapat menampung hingga 1.000 orang, dengan konstruksi bangunan dilengkapi bore pile, footplat, sloof.

Kemudian dilengkapi pelat lantai dan pelat tangga, pek atap dari onduline bitumen, pak pasangan dinding, pintu dan jendela, plafon, pengecatan, listrik, sanitasi, arsitektur, landscape, paving blok serta pagar.

Menariknya, sisi kanan kiri tampak depan pada Lamban Budaya ini terpampang jelas lambang empat kepaksian yang menggambarkan empat kerajaan yang terdapat di Kabupaten Lampung Barat. Empat lambang kepaksian tersebut, yakni Kepaksian Pernong, Kepaksian Belunguh, Kepaksian Bejalan di Way, dan Kepaksian Buay Nyerupa.

Bupati Lampung Barat tetap targetkan ikon Lamban Budaya Lampung selesai dibangun pada 2022 ini. ANTARA/HO-Pemkab Lambar

Selanjutnya fasilitas yang terdapat di lantai satu Lamban Budaya ini terdapat aula dengan ukuran 23x19 meter, panggung, ruang persiapan, ruang audio dan lighting, gudang peralatan, toilet enam buah, dan terdapat tangga pada dua sisi menuju lantai atas, serta terdapat pintu akses langsung yang digunakan untuk mempercepat akses ke lantai dua ke ruang rapat atau ruang tunggu.

Kemudian pintu masuk utama ke aula terdapat empat pintu dobel dan dua dobel pintu masuk akses belakang. Pada depan bagian selasar dapat digunakan sebagai galeri terbuka.

Sedangkan, fasilitas Lamban Budaya pada lantai dua terdapat galeri empat kepaksian/kebuayan, dilengkapi dua toilet, ruang tunggu dan tribun VIP, ruang rapat, ruang informasi, ruang pengelola, ruang karyawan, dapur, ruang karyawan serta selasar.

Dari hal itulah, dengan dibangunnya Lamban Budaya Lampung Barat secara representatif, diharapkan Lamban Budaya ini nantinya akan menjadi salah satu ikon kebanggaan bagi masyarakat Lampung Barat dalam melestarikan kebudayaan agar tidak luntur di tengah gencarnya perkembangan zaman.
Baca juga: Bupati Lampung Barat hadiri kegiatan pagelaran budaya
Baca juga: Lampung Barat Gelar 'Liwa Culture Fashion and Food Festival 2019'
Baca juga: Lampung Barat bersiap gelar Festival Gamolan Pekhing