Los Angeles (ANTARA) - Sebuah riset baru menunjukkan bahwa risiko komplikasi jantung secara signifikan lebih tinggi setelah seseorang terinfeksi SARS-CoV-2 ketimbang setelah vaksinasi COVID-19 mRNA.
Riset, yang diterbitkan oleh Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) AS pada Jumat (1/4), menganalisis data rekam medis elektronik dari 40 sistem layanan kesehatan AS selama periode 1 Januari 2021-31 Januari 2022.
Para ilmuwan menemukan kecenderungan bahwa risiko reaksi jantung secara signifikan lebih tinggi setelah infeksi SARS-CoV-2 ketimbang setelah dosis pertama, kedua atau tak tertentu dari vaksinasi COVID-19 mRNA bagi semua kelompok lain berdasarkan jenis kelamin dan usia, menurut riset tersebut.
Sejumlah temuan itu mendukung kelanjutan penggunaan vaksin COVID-19 mRNA di kalangan semua orang yang memenuhi syarat, yang berusia 5 tahun ke atas, katanya.
Komplikasi jantung, terutama myocarditis dan pericarditis, dikaitkan dengan infeksi SARS-CoV-2 dan vaksinasi COVID-19 mRNA.
Sindrom peradangan multisistem adalah komplikasi dari infeksi SARS-CoV-2 yang jarang terjadi namun serius, dengan sering melibatkan jantung, menurut riset tersebut.
Sumber: Xinhua
Berita Terkait
Dokter sebut pola makan tak sehat faktor utama penyakit jantung
Rabu, 27 Maret 2024 9:52 Wib
Serangan jantung jadi penyebab sopir tabrak halte Trans Jakarta di Pasar Rebo
Sabtu, 27 Januari 2024 21:13 Wib
Dosen Unpad ciptakan alat holter monitor jantung yang canggih dan ekonomis
Sabtu, 16 Desember 2023 21:09 Wib
Cara bedakan gejala serangan jantung
Selasa, 28 November 2023 21:08 Wib
Dinkes Bandarlampung tangani 1.202 kasus ISPA pada 2023
Senin, 27 November 2023 5:17 Wib
Dokter ajak masyarakat cegah stroke dengan melakukan "CERDIK"
Selasa, 24 Oktober 2023 12:11 Wib
Jantung dan stroke habiskan dana JKN Rp15,37 triliun
Senin, 23 Oktober 2023 9:09 Wib
Penyakit stroke penyebab kematian terbanyak di Indonesia
Senin, 25 September 2023 14:30 Wib