Riset: Belanja mulai beralih ke seluler

id e-commerce,adjust,marketplace,belanja online

Riset: Belanja mulai beralih ke seluler

Ilustrasi. (Pexels)

Jakarta (ANTARA) - Platform analisis pemasaran seluler Adjust dan Sensor Tower melalui "Laporan Aplikasi E-commerce 2021: Tren Utama dalam Belanja Melalui Seluler", menemukan bahwa secara global, pendapatan dalam aplikasi seluler telah meningkat di tahun 2021, termasuk jelang musim liburan.

"Seluler memimpin di kategori e-commerce," kata co-founder dan CEO Adjust Paul H. Müller, dalam keterangannya, Kamis.

Ia melanjutkan, hal yang paling mengesankan adalah aplikasi e-commerce berhasil mempertahankan pengguna yang telah diakuisisi sembari terus berkembang dan mengakuisisi lebih banyak pengguna baru.

"Ini menunjukkan kemampuan seluler untuk menyediakan pengalaman pengguna yang mudah dan optimal. Retensi pengguna yang loyal akan membantu brand meraih pertumbuhan berkelanjutan sepanjang musim liburan, hingga tahun baru," imbuhnya.

Data Adjust menunjukkan bahwa rata-rata tingkat persetujuan App Tracking Transparency (ATT) untuk aplikasi e-commerce berada di kisaran 17 persen, jauh lebih tinggi daripada proyeksi industri sebelumnya.

Adjust memprediksi bahwa tingkat persetujuan akan terus meningkat seiring dengan berjalannya waktu dan para pengguna akan semakin teredukasi tentang manfaat iklan yang relevan.

Jumlah instalasi aplikasi e-commerce di tingkat global di tahun 2021 meningkat sebesar 10 persen dibandingkan dengan tahun 2020. Jumlah instalasi juga meningkat secara regional di kawasan Eropa, Timur Tengan dan Afrika / EMEA (15 persen), Amerika Latin/LATAM (11 persen) dan Asia-Pasifik/APAC (9 persen).

Data Sensor Tower menunjukkan bahwa Shopee menempati peringkat pertama untuk kategori aplikasi e-commerce di tahun 2021 sejauh ini, dengan pasar utama di Brasil.

Peningkatan jumlah sesi paling signifikan terjadi di LATAM, yakni sebesar 27 persen di tahun 2021 sejauh ini, dibandingkan dengan peningkatan sebesar 12 persen di tingkat global. Jumlah sesi meningkat sebesar 10 persen di APAC dan 13 persen di EMEA.

Setelah sempat sedikit menurun di Q1 2021, dibandingkan dengan tahun 2020, tingkat retensi kembali meningkat di Q2 2021. Tingkat retensi pada Hari ke-1 sebesar 26 persen di Q2 2021, meningkat dari 21 persen di Q1 dan menyamai Q2 2020.

Q2 2021 berhasil mempertahankan tingkat retensi yang lebih tinggi daripada kuartal lainnya yakni sebesar 17 persen pada hari ke-7, 14 persen pada hari ke-15, dan 11 persen pada hari ke-30.