Ekspor pertanian Lampung naik 6,7 persen

id Balai karantina pertanian,Lampung,Ekspor,Kopi,Lada

Ekspor pertanian Lampung naik 6,7 persen

Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas 1 A Bandarlampung, M. Jumadh, (kiri) dan Kepala Dinas Perkebunan Lampung , Edi Yanto (kanan). Kamis. (10/12/2020). (ANTARA/Dian Hadiyatna)

Bandarlampung (ANTARA) - Balai Karantina Pertanian Kelas 1 A Bandarlampung mencatat nilai ekspor komoditas pertanian di Provinsi Lampung naik 6, 7 persen menjadi Rp9, 5 triliun pada  2020.

"Berdasarkan catatan IQFAST Karantina Pertanian Lampung ekspor komoditas pertanian asal Lampung naik 6, 7 persen dari nilai ekonomi Rp8,9 triliun tahun 2019 menjadi Rp9,5 triliun pada periode yang sama Desember 2020," kata Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas 1 A Bandarlampung, M. Jumadh, di Bandarlampung, Kamis.

Ia mengatakan bahwa sektor perkebunan tercatat sebagai komoditas ekspor yang cukup penting di provinsi ini dan juga menjadi andalan ekspor Indonesia seiring meningkatnya permintaan di pasar global.

"Beberapa komoditas perkebunan asal Lampung yang menunjukkan kontribusi penting antara lain kopi, lada, cengkeh, serabut kelapa, santan kelapa dan minyak sawit," kata dia.

Khususnya, lanjut dia, untuk komoditas kopi dan lada setidaknya terdapat sepuluh negara yang menjadi pelanggan barang-barang ini  diantaranya yakni, Malaysia, Rusia, India, Georgia, Italia, Marocco, Singapura, Canada, India dan Hongkong.

"Untuk kopi, Lampung merupakan pemasok kopi terbesar di Indonesia dengan rata-rata produksi 100 ribu hingga 200 ribu ton pertahun dengan luas kebun 163.837 hektare," kata dia.

Bahkan, kata dia, berdasarkan IQFAST Karantina Pertanian Kelas I A Bandarlampung, baru-baru ini Lampung telah melepas ekspor kopi sebanyak 1.353 ton atau senilai Rp30,7 miliar dan komoditas lainnya yakni lada biji 66.5 ton dengan nilai Rp2,5 miliar.

Dia pun berharap, kedepan ekspor komoditas pertanian akan terus meningkat tidak hanya pada sektor perkebunan namun juga sektor lain seperti hortikultura, tanaman pangan dan peternakan.

Ia pun mengatakan bahwa guna menjawab peningkatan ekspor komoditas di hasil pertanian atau perkebunan lainnya Kementerian Pertanian telah membangun sebuah yang salah satunya melalui Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) dengan cara membentuk 1.000 desa binaan untuk menggenjot ekspor dari desa.

"Kami terus melakukan pembimbingan dan pembinaan kepada para kelompok tani di Lampung mulai dari pengolahan usai panen hingga fasilitasi ekspor ke negara tujuan serta membimbing para petani dan usaha kecil menengah (UKM) agar juga dapat melakukan ekspor produknya sendiri," kata dia.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Lampung, Edi Yanto mengatakan bahwa keberhasilan provinsi ini dapat memenuhi pasar ekspor khususnya di dua komoditas dalam masa pandemi COVID-19 karena di sini merupakan daerah perkebunan nasional khususnya kopi dan lada.

"Dengan kita melepas ekspor dua komoditas,  berarti meski sedang dalam masa pandemi COVID-19, ekonomi di Lampung masih tetap berjalan dan ke depan ekspor ini akan terus kita tingkatkan dibarengi dengan komoditas lainnya," kata dia.