Dokter: Jangan abaikan gejala kepikunan

id gejala pikun, demensia syndrome,cegah kepikunan

Dokter: Jangan abaikan gejala kepikunan

Ilustrasi - Demensia Syndrome (IST)

Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Dokter Spesialis Saraf RSUD dr. Iskak Tulungagung, dr. Joko Rudiono, Sp.S mengingatkan masyarakat agar tidak meremehkan "demensia syndrome" atau gejala kepikunan, karena jika dibiarkan bisa semakin parah dan membuat penderita mengalami ketergantungan terhadap orang lain.

"Pikun atau demensia itu terjadi karena adanya ganguan fungsi pada saluran saraf otak yang tidak berfungsi dengan baik," katanya dalam sebuah dialog di Tulungagung, Kamis.

Karena dianggap sebagai gejala penyakit biasa, tidak banyak orang yang melakukan pemeriksaan medis ataupun pengobatan khusus untuk mengatasi hal ini.

Kepikunan terdapat dua proses di antaranya gangguan secara alami dan non alami.

Baca juga: Pria Lebih Berisiko Pikun Dibanding Perempuan
Baca juga: Ilmuwan : Ada hubungan risiko dimensia dengan kemacetan

"Usia lanjut sangat rentan mengalami demensia secara alami, dan penyembuhan sulit dilakukan pada lansia di usia 65 tahun ke atas. Namun gejala itu masih bisa ditunda supaya tidak mengalami kondisi yang lebih parah dari sebelumnya," ucap Dokter Joko.

Kata dia, meskipun tidak ada gejala rasa sakit namun sering mengalami lupa berkali kali secara berurutan, ada baiknya dilakukan pemeriksaan ke dokter supaya diketahui penyebabnya untuk mendapatkan solusi atau terapi medis," ujarnya.

Proses kepikunan secara nonalami biasanya dipengaruhi karena seseorang sebelumnya pernah menderita penyakit kronis, misalnya penderita stuk, darah tinggi, kencing manis dan stres.

"Selain dipicu karena penyakit bawaan, faktor lainnya seperti pendarahan otak akibat kecelakaan dan trauma ikut mempengaruhi terjadinya demensia," ujarnya.

Menurut dr. Joko, pengobatan pada pasien demensia ini biasanya hanya ditekankan pada proses pencegahan supaya tidak semakin parah.

Jika penyakit ini sudah menjadi parah, maka pasien dimensia akan mengalami kesulitan dan butuh bantuan dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari.

Selain itu juga bisa timbul gangguan perilaku dan emosi tinggi seperti marah-marah gelisah sulit tidur berhalusinasi dan rasa curiga tinggi.

"Dokter akan memberikan tindakan penanganan sesuai dengan kebutuhan. Biasanya memberikan saran untuk memperbaiki pola makan sehat dan mengkonsumsi suplemen," ujar dia.

Baca juga: Waspadalah...Stroke Ancam Kaum Muda

Dokter Joko kemudian memberikan saran cara sederhana untuk mengantisipasi agar tidak terjadi gejala pikun dini, yaitu;

1. Menerapkan pola hidup sehat dengan berolahraga rutin sesuai dengan kebutuhan.
2. Mengkonsumsi makanan bergizi.
3. Melakukan kegiatan asah otak (sering membaca/menulis).
4. Kurangi stes dengan menghibur diri (bahagia).

 Baca juga: Benarkah mengantuk di siang hari gejala alzheimer?
Baca juga: Ilmuwan : Ada hubungan risiko dimensia dengan kemacetan
Baca juga: Gejala demensia Alzheimer yang wajib diwaspadai
Baca juga: Penderita Demensia Harus Terus Konsumsi Obat