Kembali terjadi kematian dokter di Riau akibat COVID-19

id dokter meninggal covid,tenaga kesehatan covid,covid riau,rsud arifin achmad pekanbaru

Kembali terjadi kematian dokter di Riau akibat COVID-19

Dokumen - Sejumlah dokter bersama tenaga medis lainnya berdoa setelah melaksanakan shalat jenazah dokter spesialis paru positif COVID-19 saat pelepasan terakhir menggunakan mobil ambulan ke pemakaman di Rumah Sakit Umum Zainainal Abidin, Banda Aceh, Selasa (29/9/2020) ANTARA/Ampelsa

Pekanbaru (ANTARA) - Seorang dokter di Provinsi Riau Yudi Rianto meninggal dunia akibat COVID-19 di RSUD Arifin Achmad Kota Pekanbaru pada Jumat (2/10) malam.

“Iya benar, almarhum berasal dari Duri. Dokter swasta, praktek sendiri, dokter umum,” kata Direktur RSUD Arifin Achmad (AA) dr Nuzelly Husnedi MARS di Pekanbaru, Sabtu.

Ia menjelaskan atas kesepakatan dengan keluarga almarhum, jenazah dr Yudi Rianto dilakukan pemulasaran sesuai protokol COVID-19 pada Jumat malam.

Pelepasan jenazah dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas itu telah dilakukan pada Sabtu pagi dan langsung dimakamkan di TPU Tengku Mahmud Palas, khusus pemakaman COVID-19.

Menurut dr Nuzelly, almarhum baru tiba di RSUD AA pada Jumat siang dengan kondisi kesehatan sudah buruk. Hasil diagnosa dokter yang menangani pasien menunjukan hasil rapid test reaktif dan gejala klinis COVID-19 di antaranya demam dan sesak nafas. Selain itu, almarhum juga mengidap diabetes.
 

“Datang (almarhum) siang, meninggal sorenya. Kondisinya sesak sekali, sudah jelek,” katanya.

Ia mengatakan pasien saat pertama tiba sempat mengaku sudah seminggu terakhir demam, namun belum memeriksakan kondisinya.

Nuzelly menyatakan kondisi klinis pasien menunjukan “happy hypoxia” yaitu gejala yang timbul pada orang yang terinfeksi namun tidak disadari.

Orang mengalami kondisi happy hypoxia sebenarnya bisa terlihat gejalanya, namun kerap diabaikan karena merasa masih bisa beraktivitas seperti biasa.

Pasien dengan gejala ini juga menunjukan kadar oksigen di daerah menurun. Gejala awal yang biasanya dialami tubuh diantaranya seperti kelelahan, sakit kepala, demam, nafas lebih pendek, terkadang kehilangan nafsu makan.

“Happy hypoxia yang tak disadari, pasien langsung tumbang saja. Yang jelas ada riwayat demam,” ujarnya.

Ia mengatakan hasil uji usap pasien belum diketahui, namun dari uji cepat (rapid test) menunjukan hasil reaktif dan kondisi klinis terinfeksi virus SARS-Cov-2.

“Rapid test reaktif, kondisi klinis sangat khas COVID-19. Diagnosa dokter juga COVID-19,” katanya.

Dalam dua bulan terakhir ini sudah empat tenaga kesehatan di Riau yang meninggal dunia karena COVID-19. Tiga di antaranya adalah dokter dan seorang lagi adalah perawat.