Dispernak Bandarlampung edukasi pedagang tentang bahaya virus flu babi

id COVID-19,Wuhan,flu babi,ternak babi

Dispernak Bandarlampung edukasi pedagang tentang bahaya virus flu babi

Ilustrasi (ANTARA/Dian Hadiyatna/Ho)

Bandarlampung (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispernak) Kota Bandarlampung memberikan edukasi kepada penjual daging babi di sejumlah pasar  tentang bahaya virus flu babi (G4 EA H1N1).

"Kami kasih tahu bahwa flu babi ini bersifat zoonosis artinya bisa ditularkan ke manusia, sehingga kita harus lebih waspada  meskipun menurut beberapa data virus ini belum ditemukan di Indonesia," kata Kasi Kesehatan Hewan dan Kesmavet Dinas Pertanian Kota Bandarlampung M. Rifki, di Bandarlampung, Jumat.

Selain itu, lanjut dia, untuk meningkatkan kewaspadaan, Dispernak juga terus mengimbau para pedagang agar menjaga kebersihan, baik itu produknya maupun tempat pemotongan atau lapaknya dengan rutin menyemprotkan disinfektan.

Menurutnya, walaupun hingga kini belum ada temuan virus flu babi di Kota Bandarlampung, pihaknya terus berkoordinasi dengan Balai Veteriner Lampung dan Dinas terkait di Provinsi Lampung guna pengawasan para peternak babi yang berada di kabupaten/kota lainnya.

Ia pun menjelaskan, memang beberapa Provinsi di Indonesia ada laporan kematian babi dalam jumlah banyak, namun itu bukan dikarenakan flu babi tapi african swine fever (ASF) yang menular ke babi saja, tapi tidak ke manusia.

 "Namun tetap saja semua pihak harus berhati-hati agar virus tersebut tidak masuk ke Indonesia maupun Lampung. Untuk di Kota Bandarlampung, kita sampai saat ini belum menemukan ada kasus G4 EA H1N1 ini, karena di sini juga bisa dikatakan tidak ada peternak babi," kata dia.

Meskipun di kota ini tidak ada populasi babi, kata dia, namun ada beberapa pedagang di sejumlah pasar tradisional di Bandarlampung yang menjual daging tersebut sehingga keluar-masuknya daging itu harus diawasi ketat agar benar-benar aman bagi masyarakat.

"Untuk daging babi biasanya para pedagang memasoknya dari Kabupaten Lampung Selatan dan Lampung Tengah, karena memang di Bandarlampung tidak ada populasinya," kata dia.