Pengungsi Rohingya bangun ruang isolasi antisipasi COVID-19

id virus corona di Bangladesh,virus corona,COVID-19

Pengungsi Rohingya bangun ruang isolasi antisipasi COVID-19

Pengungsi Rohingya di Cox Bazar, Bangladesh, Minggu (25/8/2019). (REUTERS/Rafiquar Rahman)

Jakarta (ANTARA) - Sejumlah warga dari Etnis Rohingya membangun ruang isolasi untuk pasien COVID-19 di kamp pengungsian, meskipun di sana belum ada pengungsi yang dinyatakan positif tertular virus SARS-CoV-2, demikian keterangan dari Komisi Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR).

"Sejauh ini kami beruntung belum ada kasus positif COVID-19 di kamp pengungsi Rohingya di wilayah selatan Bangladesh, tetapi kami berpacu dengan waktu. Saat ini kami telah membuat satu ruang isolasi dan pusat perawatan yang dapat menampung sekitar 150 sampai 200 pasien," kata Perwakilan UNHCR di Bangladesh, Steven Corliss, lewat tayangan yang disiarkan laman resmi PBB, Selasa (7/4) sebagaimana dipantau dari Jakarta, Rabu.

Selain para pengungsi, Corliss menjelaskan, ruang isolasi dan klinik darurat itu juga dibuat untuk warga yang tinggal di sekitar kamp pengungsi Ukhiya di Distrik Cox's Bazaar.

"Bangunan ini dibuat untuk pengungsi, tetapi juga warga lokal. Ini penting, karena virus tidak mengenal status. Tidak peduli anda seorang Rohingya atau warga Bangladesh, jadi semua yang kami lakukan hari ini, untuk dua komunitas tersebut. Perserikatan Bangsa-Bangsa dan mitra lembaga swadaya masyarakat bekerja sama dengan pemerintah (untuk mengantisipasi COVID-19)," terang Coliss.

Menurut dia, pusat isolasi dan klinik seperti di Ukhiya akan dibangun di kamp pengungsi lain yang tersebar di beberapa wilayah di Bangladesh.

Otoritas di Bangladesh, Kantor Komisioner Pemulihan Pengungsi dan Repatriasi (RRRC) telah menghentikan sementara seluruh kegiatan di 34 kamp pengungsi Etnis Rohingya di Cox's Bazaar mulai 25 Maret demi mencegah penularan COVID-19. Akan tetapi, kegiatan esensial yang terkait pemenuhan kebutuhan pokok serta layanan kesehatan tetap beroperasi.

Layanan yang masih beroperasi di kamp pengungsi selama pandemi, di antaranya terkait kesehatan, pemenuhan nutrisi, informasi, sosialisasi kesehatan, perlindungan diri, penerimaan pengungsi baru, pemeliharaan air dan fasilitas sanitasi, serta distribusi pangan, gas, dan perlengkapan kebersihan.

Menurut data Worldometers, laman penyedia jasa statistik independen, jumlah pasien positif COVID-19 per Rabu (8/4) di Bangladesh  mencapai 218 orang. Dari jumlah itu, 33 di antaranya dinyatakan sembuh dan 20 lainnya meninggal dunia.