Ternak babi mati mendadak di Kabupaten Tapanuli Utara

id babi mati mendadak,Ternak babi, Tapanuli Utara

Ternak babi mati mendadak di  Kabupaten Tapanuli Utara

Petugas Bidang Peternakan Dinas Pertanian Taput melakukan tindakan pencegahan penyebaran dugaan virus toga penyebab penyakit hogcholera pada ternak babi, di wilayah Tapanuli Utara. (ANTARA /Rinto Aritonang)

Taput (ANTARA) - Puluhan ternak babi di sejumlah desa di Kecamatan Siatas Barita, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, mati mendadak yang diduga akibat virus toga yang mengakibatkan penyakit "hogcholera" .

Terkait hal tersebut, Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian Tapanuli Utara, Ronny Hutasoit, Rabu, mengimbau warga untuk tidak megimpor ternak babi dari daerah terjangkit penyakit ternak.

Hal itu dilakukan sebagai salah satu langkah pencegahan penyebaran virus yang terindikasi menjadi penyebab matinya puluhan ternak di sejumlah desa di Kecamatan Siatas Barita.

"Kita imbau, warga tidak impor ternak babi dari luar daerah yang telah lebih dahulu terjangkit penyakit seperti dari Dairi, dan Humbang Hasundutan," katanya.

Baca juga: 200 babi dimusnhkan di Thailand di tengah kehawatiran demam babi Afrika

Sebab, kata dia, tindakan pencegahan atas penyakit tersebut dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan kandang, tidak memasukkan ternak dari luar daerah yang terindikasi terjangkit, serta melakukan vaksinasi.

Ronny mengungkapkan, untuk saat ini, pihaknya telah melakukan dua langkah sekaligus dalam menyikapi fenomena puluhan babi mati mendadak yang terjadi di Desa Simorangkir, Desa Panggabean, dan Desa Enda Portibi, Siatas Barita, Tapanuli Utara. 

"Di daerah terjangkit, kita telah melakukan pengobatan atas ternak warga melalui pemberian vitamin dan antivirus. Sementara, untuk ternak warga di luar Kecamatan Siatasbarita, sedang dilakukan vaksinasi," jelasnya.

Baca juga: Yunani larang impor daging babi asal Bulgaria

Menurutnya, berdasarkan ciri-ciri yang terlihat dari anatomi ternak, matinya ternak babi di wilayah Siatas Barita disebabkan oleh penularan jenis virus toga yang mengakibatkan penyakit "hogcholera" .

Hal tersebut menjadi kesimpulan sementara pihaknya sembari menunggu penyebab pasti berdasarkan sampel darah ternak terjangkit yang telah diambil oleh petugas laboratorium Balai Veteriner Medan, pada pekan lalu.

"Jika penyebabnya adalah virus toga, maka dapat dipastikan jika virus tersebut tidak 'zoonosis' atau menular kepada manusia," katanya.

Baca juga: Kasus flu babi Afrika terjadi di Laos