Mendagri ajak mahasiswa antisipasi radikalisme

id mendagri tjahyo kumolo, kuliah umum di unila, kampus anti radikalis, universitas lampung

Mendagri ajak mahasiswa antisipasi radikalisme

Menteri Dalam Negeri Tjahyo Kumolo membubuhkan tandatangan usai memberikan kuliah umum di Universitas Lampung (Unila) di Bandarlampung, Selasa (5/6) (Foto: Antara Lampung/Agus Wira Sukarta)

"Saya mengajak seluruh elemen termasuk mahasiswa untuk melakukan deteksi dini dan antisipasi dalam melawan radikalisme dan terorisme, kata Tjahyo
Bandarlampung (Antaranews Lampung) - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengajak mahasiswa Universitas Lampung melakukan deteksi dini serta mengantisipasi radikalisme dan terorisme.

"Saya mengajak seluruh elemen termasuk mahasiswa untuk melakukan deteksi dini dan antisipasi dalam melawan radikalisme dan terorisme," kata Mendagri pada kuliah umum di Universitas Lampung di Bandarlampung, Selasa.

Ia menyebutkan, deteksi dini adalah kunci serta mahasiswa harus mencermati serta hati-hati dalam bertindak melawan radikalisme dan terorisme.

Karena itu, dia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk melakukan deteksi dini dan antisipasi dalam melawannya. Salah satunya melalui deklarasi anti radikalisme dan terorisme.

Kuliah umum itu bertema "Unila Kampus Kebhinekaan. Dengan Semangat Pancasila, Anti Radikalisme dan Intoleransi".

Tjahjo Kumolo dalam kesempatan itu menjelaskan Indonesia adalah negara hukum dan memiliki berbagai aturan.

Indonesia adalah negara besar dari Sabang sampai Merauke dengan berbagai suku dan bahasa. Kekuatan bangsa Indonesia adalah Kebhinekaan dan memiliki Pancasila sebagai ideologinya.

"Pancasila adalah perekat bangsa kita. Kalau Pancasila tersebut dijabarkan maka bangsa kita akan dapat saling asah, asih dan asuh," kata Tjahjo.

Tjahjo mengatakan hingga sekarang masih ada sekelompok orang yang ingin mengubah dasar negara Pancasila.

"Ini merupakan tantangan bangsa kita untuk dapat tetap menjaga kesatuan. Hal ini merupakan bentuk dari radikalisme dan terorisme yang harus kita lawan. Untuk itu, kita harus berani menentukan sikap dalam menentukan kawan dan lawan serta harus berani melawan siapa saja yang ingin mengubah Pancasila," ujarnya.

Tugas tersebut bukan hanya polisi dan pihak keamanan semata, tetapi tugas semua elemen sebagai bangsa Indonesia.

Pejabat Sementara Gubernur Lampung Didik Suprayitno menjelaskan bahwa Indonesia dibangun berdasarkan keberagaman yang perlu dipelihara dengan kesamaan dan kesatuan.

"Kita harus memelihara keberagaman tersebut dengan kebersamaan dan kesatuan, salah satunya yakni dengan melakukan anti radikalisme dan terorisme. Dengan dilakukan anti radikalisme dan terorisme maka pembangunan Indonesia akan berjalan lancar, tertib dan aman," katanya.

Menurut dia, radikalisme dan terorisme dapat menyusup dari mana saja. "Untuk menangani radikalisme dan terorisme tentu perlu dilakukan deteksi dini. Alhamdulillah Provinsi Lampung telah memperoleh penghargaan tiga kali berturut dalam penanganan konflik terbaik di Indonesia," ujarnya

Selain itu, dengan adanya kegiatan deklarasi anti radikalisme dan terorisme ini juga dapat menjadi komitmen bersama dalam menjaga Indonesia untuk tetap satu serta melawan radikalisme dan terorisme.