Bandarlampung (ANTARA Lampung) - Luas areal sawah di Lampung mencapai 390.327 hektare atau bertambah 29.965 ha setelah ada rehabilitasi jaringan irigasi tersier sejak 2014 hingga 2016 yang mampu memperbaiki puluhan ribu hektare lahan sawah.
Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo di Bandarlampung, Kamis, mengatakan penambahan luas lahan itu turut berkontribusi pada kenaikan produksi gabah Lampung hingga mencapai 4,04 juta ton gabah kering panen (GKP) dan optismistis mampu mencapai 4,4 juta ton pada 2017.
"Salah satu kunci sukses peningkatan produksi pertanian khususnya padi adalah ketersediaan air. Itu sebabnya saya meminta Presiden Joko Widodo memprioritaskan perbaikan irigasi dan saluran irigasi di Lampung agar dapat mendukung Lampung sebagai lumbung pangan nasional," katanya.
Menurutnya, bantuan pemerintah pusat untuk perbaikan saluran irigasi tersier dimaksudkan untuk mewujudkan kedaulatan pangan khususnya padi.
"Kami bersyukur perbaikan dan penyempurnaan jaringan irigasi untuk mengembalikan serta meningkatkan fungsi irigasi seperti semula mampu menambah luas areal tanam. Dampaknya, tentu saja mampu meningkatkan intensitas pertanaman," katanya.
Selain memperbaiki jaringan, pihaknya, menyiapkan sumber daya manusia pengelola jaringan irigasi tersebut, melalui Keputusan Gubernur No. G/100/V.21.HK/2017, Pemprov Lampung menata kembali Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) yang sempat mati suri.
"Saya meminta pengurus P3A menjaga saluran yang ada dan sampaikan jika ada kerusakan agar produksi padi tidak terhambat," kata Ridho.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Provinsi Lampung Edi Yanto mengatakan program RJIT di Lampung sejak 2014 itu, meliputi 20.925 ha pada 2014. Kemudian, seluas 152.831 (2015), dan 12.600 (2016) sehingga total perbaikan selama 2014 hingga 2016 seluas 186.356 ha.
"Perbaikan paling banyak pada 2015 dengan jaringan irigasi yang diperbaiki untuk 5.650 ha. Jumlah luasannya memang menurun. Itu artinya, jaringan yang rusak tinggal sedikit," kata Edi Yanto.
Pada kegiatan RJIT 2017, kata Edi Yanto, ada program irigasi perpipaan dan embung, sebanyak 20 unit. Kegiatan ini untuk memanfaatkan air yang terdapat di embung, terutama pada musim kemarau.
Melalui program RJIT di Lampung Selatan dan Lampung Timur pada 2016, membuat lahan pertanian panen di musim kemarau.
"Upaya lain meningkatkan produksi padi dengan mencetak sawah baru. Namun program RJIT ini sangat membantu petani mengintensifkan lahan. Ini solusi paling tepat karena sawahnya ada. Tinggal memperbaiki saluran irigasi agar mampu mengairi sawah lebih luas," kata Edi Yanto. (Ant)