Usaha kopi Luwak Lampung makin terancam

id Usaha kopi Luwak Lampung makin terancam

Usaha kopi Luwak Lampung makin terancam

Dokumentasi/Luwak atau musang ini menjadi peliharaan di rumah para petani yang menekuni usaha kopi luwak di Liwa Kabupaten Lampung Barat. (FOTO ANTARA LAMPUNG/Hisar Sitanggang)

Bandarlampung (Antara Lampung) - Para perajin kopi luwak di Kabupaten Lampung Barat mengharapkan pemerintah daerah setempat tetap membantu mereka dengan meningkatkan promosi dan upaya untuk meningkatkan penjualan kopi premium tersebut di pasar dalam dan luar negeri.     
  
"Biaya produksi kopi luak sangat mahal sehingga harganya pun mahal. Akibatnya, kami sulit menjualnya karena pangsa pasarnya terbatas," kata Ketua Gabungan Kopi Luwak Robusta (GKLR) Lampung Barat, Gunawan, saat dihubungi di Liwa Lampung Barat, Sabtu.
        
Ia mengingatkan pemerintah setempat bahwa Kopi Luwak sudah menjadi ikon Lampung. Namun hal itu bisa tergerus jika produksi kopi luwak tidak bisa dipertahankan, karena daerah-daerah lainnya juga memproduksi kopi luwak.
        
Ia menyebutkan perajin kopi luwak yang tergabung dalam GKLR Lampung Barat hanya 12 orang, dan produksi mereka setiap bulan berkisar 1-2 ton.
        
"Pembeli kopi luwak di dalam negeri hanya kalangan tertentu, termasuk kafe, sedangkan pembeli dari luar negeri masih terbatas," katanya.
        
Ia menyebutkan para perajin kopi luwak jarang mendapatkan kontrak pembelian dari luar negeri.
        
Perajin kopi luwak lainnya, Kardi, menyebutkan pasar kopi luar negeri yang umumnya lebih menyukai kopi arabika, juga menjadi salah satu kendala untuk pemasaran kopi luwak robusta.
        
"Pembeli di luar negeri lebih suka kopi arabika, sedang di Lampung umumnya kopi robusta. Hal ini juga menjadi kendala bagi kami," katanya.
        
Sehubungan produksi kopi luwak hanya berlangsung saat panen raya kopi, ia menyebutkan memilih melepaskan luwak atau musang peliharaannya ke hutan saat sedang tidak musim panen kopi.
        
"Saat panen kopi, baru saya beli luwak dari warga. Harga satu ekor luwak berkisar Rp350 ribu sampai Rp500 ribu," katanya.
        
Ia mengatakan melakukan hal itu untuk menekan biaya produksi, serta untuk menjaga kelangsungan hidup luwak.
        
Kardi menyebutkan pihaknya tetap berupaya meningkatkan mutu kopi luak, mulai dari kesehatan musang itu sendiri sampai proses produksinya, agar citra kopi luwak Lampung Barat bisa tetap dijaga.
        
"Karenanya, kami mengharapkan pemerintah daerah tetap membantu kami, termasuk permodalan dan pemasarannya," katanya.